Eramuslim.com – Mantan relawan Jokowi, Ferdinand Hutaharan mengatakan, masa kepemimpinan Jokowi untuk sampai dua tahun tinggal lima bulan lagi. Dalam perjalanan kepemimpinannya, kinerja Jokowi sangat jauh dari kata memuaskan.
“Dan sekarang telah terlampaui 19 bulan pemerintahan ini berjalan dengan segala situasi dan kondisi yang bagi saya sangat tidak membanggakan dan justru telah terjadi penurunan kualitas pemerintahan, penurunan kualitas menteri, penurunan ekonomi, penurunan kondisi politik dan penurunan tingkat kepercayaan asing kepada bangsa ini,” kata dia kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (26/05/2016).
“Penurunan kepercayaan itu dapat kita lihat dari bagaimana pemerintah sulit mendapatkan pinjaman luar negeri dan berencana mengurangi APBN 2016 secara besar besaran.”
Bahkan, kata dia, penurunan ekonomi terlihat jelas dari target pendapatan negara yang meleset jauh hingga April lalu. Menurutnya, penurunan ini terjadi akibat tidak bergeraknya perekonomian Indonesia, dan justru berjalan stagnan.
“Apa kabar proyek-proyek infrastruktur yang diprogramkan oleh Jokowi sejak oktober 2014 hingga kini? Hampir tidak ada yang jalan sama sekali,” sindir dia.
Menurutnya, proyek infrastruktur yang berjalan sekarang masih hanya meneruskan proyek infrastruktur yang diwariskan oleh pemerintahan sebelumnya dengan segala bercak noda masalah dan hambatan bahkan hingga ada yang mangkrak.
“Mari kita evaluasi satu persatu program Jokowi mulai dati Tol Laut yang hingga kini tidak terlihat dan malah menggenjot tol darat. Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang entah untuk apa juga jalan di tempat dengan segala masalahnya,” paparnya.
“Proyek listrik 35 GW yang diharapkan memutar uang seribu trilliun lebih ternyata tertidur dengan segala problemanya.”
Selain itu, ungkap dia, pembangunan jalur kereta api di beberapa daerah juga baru sebatas wacana yang dalam bentuk kajian dan belum pada tahap realisasi.
“Swasembada pangan yang digembar-gemborkan sangat jauh panggang dari api. Faktanya saat ini kita terus impor bahan makanan dalam jumlah yang semakin besar,” ujar dia.
“Permasalahan kesehatan rakyat melalui KIS juga tidak jelas bahkan BPJS hanya sukses menggaji direksinya ratusan juta perbulan tapi pelayanan kepada rakyat masih memprihatinkan, bahkan nasib para dokternya juga banyak yang belum terbayar. Ironis memang,” tambah dia.(ts/pm)