Kaum muslimin yang punya kelebihan rezeki hendaknya memanfaatkan bulan Ramadhan ini, sebagai bulan untuk berbagi terhadap sesama dan bulan untuk prihatin.
Pengamat Ekonomi Islam Achyar Eldine menilai, acara berbuka puasa di hotel-hotel mewah yang selama ini sudah mulai diterapkan oleh sebagian umat Islam di Indonesia kurang cocok dengan yang ada kondisi saat ini.
"Menggelar acara berbuka puasa di mana saja boleh-boleh saja, namun dalam konteks kehidupan masyarakat, khusus umat Islam pada saat ini, hendaknya acara berbuka puasa jangan diselenggarakan di hotel-hotel mewah, tapi cukup diselenggarakan di tempat yang dekat dengan umat, "jelas Ekonom dari Universitas Ibnu Khaldun, Bogor itu.
Ia mengatakan, bagi sebagian orang, puasa memang terlalu dipolitisir, sehingga berbuka puasa pun semata-mata hanya untuk berkumpul dengan teman-teman dan rekan-rekan bisnis, sejenis lobi. Padahal hakikat sesungguhnya yang diutamakan berbuka puasa dan memberikan makanan untuk berbuka puasa, adalah bagi orang-orang yang membutuhkan. Misalnya, mereka yang tengah dalam perjalanan, atau pun mereka yang memang tidak mampu untuk membeli makanan untuk berbuka puasa.
"Kalau dimaksudkan untuk memberikan makanan untuk orang yang berpuasa, maka acara itu menjadi kurang mengena, "tambahnya.
Achyar juga melihat kondisi umat Islam di berbagai tempat di tanah air sekarang ini juga banyak dilanda bencana gempa bumi. Misalnya, di Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi dan di tempat lain. Dan mayoritas dari yang terkena bencana itu adalah umat Islam, karena di tempat yang dilanda musibah bencana tersebut adalah mayoritas umat Islam yang tengah menjalankan puasa.
Karena itu, lanjutnya, alangkah tidak pantasnya kalau kita menyelenggarakan acara buka puasa di hotel-hotel mewah, sementara sebagian dari umat Islam didaerah lainnya, justru berbuka puasa di tenda-tenda pengungsian dengan makan seadanya, bahkan belum tentu ada makanan yang bisa disantap untuk berbuka dan makan sahur.
Achyar berpendapat akan lebih baik dan bermanfaat apabila anggaran untuk berbuka puasa tersebut dialihkan untuk para korban bencana alam. "Makanan itu akan jauh lebih bermanfaat, dibandingkan dengan berbuka puasa di hotel mewah, "tandasnya. (novel)