Ekonom Bank Mandiri: Bohong Kalau Ada Yang Bilang Perekonomian Indonesia Membaik

ekonomi membaikEramuslim.com – Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan meyakini bahwa perekonomian 2016 tak akan jauh-jauh dari 2015 alias jalan di tempat.
“Apakah ekonomi kita membaik? No,” papar Anton di Kampus Atma Jaya, Jakarta, Senin (21/03/2016).
Pesimisme Anton, tentu saja ada alasannya. Beberapa indikator ekonomi mulai dari inflasi tinggi, turunnya impor serta stagnant-nya impor barang.
“inflasi masih terlalu tinggi menurut saya sekarang ini, harusnya lebih rendah lagi, yang lebih membuat slowdown adalah impor turun dengan drastis, ekspor enggak naik. apakah dianggap perbaikan. Belum tentu,” papar Ekonom ini.
Ekonom menilai, penilaian lembaga luar negeri, seperti IMF, World Bank memang menunjukan data-data yang mengagumkan, namun apakah ini sudah cukup membuat optimisme ekonomi dalam negeri.
“Kita lihat data global keliatannya indikator-indikator menunjukkan perbaikan. Secara angka-angka ya, membaik, dibelakang itu apakah ekonomi kita membaik?,” tanya dia lagi.
Sebelummnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution tidak mau terburu-buru mengatakan kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik.
“Saya belum lihat rinciannya, yang saya tahu surplus migasnya ada sedikit saja, yang nonmigasnya ini lebih besar,” ujar Darmin.
Menurut dia, peningkatan kinerja ekspor pada bulan Februari memang sangat menggembirakan, namun dirinya tidak mau mengambil kesimpulan apakah kondisi ini akan terus berlangsung lama, mengingat kinerja impor Indonesia mengalami penurunan.
“Tapi sebetulnya kalau perekonomian kita bergerak naik, nilai impor mestinya pelan-pelan juga naik,” papar mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini.
Walaupun sebetulnya kata dia, saat ini tren perekonomian Indonesia memang cukup bagus dalam ekspor karena ada peningkatan. Namun dari sisi impor Indonesia masih mengalami penurunan. Hal ini dipastikan Darmin, jelas akan membuat nerasa perdagangan di bulan Februari 2016 menjadi surplus.
“Perbaikan ini belum seutuhnya berjalan baik. Sebab nilai impor Indonesia jutru masih turun,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan pada Februari 2016 mencatatkan surplus US$ 1,14 miliar. Di mana, nilai ekspor mencapai US$ 11,3 miliar, sementara impor US$ 10,16 miliar.
Namun nilai impor Indonesia Februari 2016 mencapai US$ 10,16 miliar, atau turun 2,91% dibandingkan Januari 2016. Hal ini juga menurun dibanding 11,71% dibanding Februari 2015.(ts/inilah)