Perbedaan penentuan hari raya Idul Fitri yang kerap kali terjadi di Indonesia, telah mengundang perhatian dunia Islam Internasional. Departemen Agama mengaku kebanjiran pertanyaan dari negara dunia Internasional tentang konsep penentuan 1 Syawal yang digunakan di Indonesia. Karena, kemungkinan tahun ini akan terjadi Lebaran Idul Fitri yang berbeda lagi.
"Mereka diluar negeri beranggapan Indonesia akan muncul lebaran ganda, hanya Indonesia yang negara mayoritas muslim merayakan Lebaran ganda, "ujar Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Nazaruddin Umar dalam Acara Dialog Silaturahmi antara NU dan Muhammadiyah tentang Awal Bulan Qamariyah, di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa(2/10).
Menurutnya, Lebaran ganda memang kerap kali terjadi di negara lain, tetapi di negara itu umat Islamnya hanya sedikit, seperti yang terjadu di Inggris.
"Mereka bisa Lebaran sampai 4 kali, itu terjadi karena tidak ada ulil amri yang bisa dijadikan rujukan referensi, "imbuhnya.
Lebih lanjut Nazaruddin menegaskan, terjadi perbedaan dalam penentuan jatuhnya 1 Syawal bisa dianggap bernilai negatif, dan bisa pula bernilai positif karena dari sana terlihat kematangan intelektual yang terjadi pada umat Islam di Indonesia.
Ia berharap, untuk kedepannya perbedaaan dalam penetuan awal dalam penanggalan Islam dianggap sebagai sesuatu yang sunatullah, yakni wajar, alami, dan manusiawi.(novel)