Dulu Doa Bersama, Sekarang Doa Gantian

Fenomena Perilaku Sesat

Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya kita banyak menemui fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang majemuk ini.

Di antara fenomena yang saat ini mulai berkembang adalah mengadakan doa bersama dari berbagai kalangan, baik muslim maupun nonmuslim, di tempat dan waktu yang sama, dipimpin bergantian antarpemuka masyarakat yang berlainan agama, diamini oleh oleh seluruh hadirin yang berlainan agama pula.

Walaupun kegiatan ini tampaknya bermanfaat bagi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa, juga kesenjangan antar umat beragama menjadi berkurang, atau barangkali tujuan mengadakan “doa bersama” dengan harapan agar segala macam krisis dam bencana alam yang sering tengah menimpa bangsa Indonesia segera teratasi, namun yang jelas kegiatan ini bertentangan dengan hukum agama Islam yang berlaku, sebab berdoa adalah satu amalan ibadah atau bentuk penyembahan kepada Allah SWT.

Islam tidak membenarkan pencampuradukkan dalam urusan ibadah antara pemeluknya dengan orang-orang kafir yaitu orang-orang di luar Islam, sebagimana Allah SWT telah berfirman dalam Surat al-Kafiruun ayat 6, yang artinya: “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.”

Sebab turunnya ayat di atas, karena orang-orang kafir saat itu mengajak Rasulullah SAW untuk bersama-sama menyambah Allah di satu waktu dan menyembah tuhan-tuhan mereka di waktu yang lain secara bergantian.

Dari sini jelaslah, bahwa kegiatan “doa bersama” yang demikian itu bertentangan dengan ajaran Islam.

Lebih jelas lagi Allah SWT telah memperingatkan umat Islam dalam Firman-Nya Surat an-Nisa ayat 138-140, yang artinya:

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok (oleh orang kafir, termasuk penolakan masuk Islam dan pemujaan kepada tuhan-tuhan mereka lewat doa-doa yang mereka lantunkan) maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehinggga mereka memasuki pembicaraan yang lain (urusan duniawi) karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka (dalam kesyirikan). Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka jahanam.”