Cuitan ini mengundang komentar warganet yang memberikan kritik, baik untuk Jokowi, APDESI, bahkan untuk Denny Siregar sendiri.
“Ayo Obyektif, jangan membabi buta… perkumpulan perangkat desa itu diantaranya ada APDESI dan PAPDESI, saya tidak mendukung siapa-siapa tapi minta tolong untuk obyektif, jangan melakukan disinformasi untuk memelihara kebencian dan menjerumuskannya… nirsimpati jadinya,” tulis seorang warganet.
“Kalau masih julid gini, apa beda Abang dengan kampret yang lalu? Abangg nggak belajar? Mereka kalah karena sibuk julid hingga lupa membangun citra yang mereka using. Come on, mana Abang yang dulu dimana membangun citra jagoan abang, daripada sibuk menjulid,” komentar salah satu warganet.
“Ah… biasa kenapa malu… malu itu kalau berbuat jahat dan menyengsarakan orang lain… tidak semua hal berkaitan dengan Jokowi biarpun beliau presiden, jadi nggak ngaruh lah mau diobok-obong kayak apa juga, teratai akan tetap indah di tengah tumpukan lumpur,” ungkap warganet lainnya.
“Semakin panik. Sepak terjangnya semakin berantakan,” kata warganet lain.
“Saya sudah duga dari dulu kita masih Capres 2014. Karena saya melihat dari gestur wajahnya yang tidak sesuai dengan kepribadiannya hanya cuman beliau seting agar kelihatan sederhana dan merakyat padahal di baliknya penuh tipuan belaka dan ada indikasi pengkhianatan makanya sampai sekarang pun saya tidak suka sama sekali,” ujar seorang warganet.
“Makin kesini kok Jokowi seperti aneh ya Bang. Benar kata Adian, Kita tidak lagi mengenal Jokowi,” sindir warganet lain. (Sumber: tvone)