Eramuslim.com – Aksi KM Kway Fey 10078 berbendera Tiongkok yang memasuki perairan Natuna membuat geram masyarakat Indonesia. Terlebih, proses penangkapan KM Kway Fey oleh Kapal Pengawas (Hiu) milik pemerintah Indonesia berhasil digagalkan oleh Kapal Penjaga Pantai (Costguard) Tiongkok saat itu. Bahkan kapal cina itu sempat mendodongkan senjatanya ke kapal Indonesia.
Atas kejadian ini, desakkan menguat untuk segera membangun pangkalan militer di perairan terluar wilayah Indonesia tersebut.
Mengenai hal ini, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan rencana pembangunan pangkalan militer di Pulau Natuna sudah dimulai sejak tahun 2015 dan masih berjalan.
“Rencana ini sudah pernah dibahas bersama komisi 1 termasuk dukungan anggarannya,” kata Mahfudz kepada wartawan, Kamis (24/03/2016).
Lanjut dia, pembangunan pangkalan militer sangat penting melihat perairan Natuna berbatasan dengan wilayah perairan sengketa, Laut China Selatan. Perairan itu juga menjadi sengketa antara China dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara.
“Ini termasuk rencana pengembangan kekuatan pertahanan yg strategis mengingat kawasan Natuna adalah wilayah terdepan NKRI dan dekat dengan wilayah yang sekarang menjadi sengketa sejumlah negara yaitu laut China selatan,” katanya.
Politisi PKS ini menegaskan, pemerintah termasuk TNI tidak perlu takut membangun pangkalan militer di wilayah Natuna meskipun nantinya ada kritik dari negara lain.
“Ini murni bagian dari pembangunan kekuatan pertahanan untuk menjaga wilayah NKRI,” katanya.(ts/rn)