Upaya membebaskan Masjidil Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam dari ancaman kehancuran, memerlukan langkah-langkah yang nyata. Setelah menggelar Konferensi Al-Quds di Istanbul tahun 2007 lalu, yang dilanjutkan dengan KonferensiInternasional Al-Aqsha, pada hari ini (21/8). Akan dihasilkan sebuah Deklarasi Jakarta, yang didalamnya berisi langkah nyatauntuk membuat kelompok kerja yang lebih terorganisir, dalam melakukan sosialisasi situasi terakhir di Baitul Maqdis tersebut.
"Kita punya tugas-tugas rutin untuk membuat road map to al-Aqsha. Insya Allah seluruh kaum muslim diseluruh Indonesiamempunyai persamaan persepsi memandang pembebasan al-Aqsha. Hanya saja kita perlu melakukan kegiatan seperti ini, di Jakarta, Bandung, Surabaya, seperti yang dilakukan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi keseluruh kampung pedalaman desa untuk mensosialisasikanbetapa bahayanya, kritisnya kondisi Al-Aqsha dan kita perlu melakukan aksi-aksi nyata, " kata Ketua Panitia Konferensi SonySugema di sela-sela Konferensi Konferensi Internasional Al-Aqsha tersebut, di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Kamis(21/8).
Sebagai bentuk komitmen awal, menurutnya, ulama-ulama dan jamaah yang hadir dalam konferensi tersebut telah sepakat untukmengumpulkan satu juta tanda tangan, yang akan dikirimkan amnesty internasional, untuk mengeluarkan anak-anak atau punibu-ibu yang ada di dalam penjara Israel, serta mendesak organisasi-organisasi internasional supaya melakukan tekanan terhadapZionis Israel agar rezim Zionis itu mengembalikan hak atas Masjid Al-Aqsha pada umat Islam. Dan saat ini, sudah terkumpulsebanyak 22 ribu tanda tangan.
Selain itu, lanjut Sony, akan diupayakan para ulama yang telah menggalang komitmen tersebut untuk berangkat melakukan sholat berjamaah di Masjid Al- Aqsha.
"Itu sedang kita upayakan. Sehingga upaya pembebasan Masjidil Aqsha tidak terus menimbulkan stigma negatif terhadap upayayang dilakukan oleh kaum muslim, " ujarnya.
Ajakan untuk melaksanakan sholat berjamaah di Masjidil Aqsha juga datang dari Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N. Mehdawi. Ia menegaskan, konspirasi yang dilakukan Yahudi setelah sekian lama menduduki Masjid Al-Aqsha, ini dilakukan untuk menutup sejarah Palestina, dan menjadikan Al-Aqsha sebagai tempat peribadatannya.
"Marilah kita bersama memakmurkan Masjidil Aqsha dengan menunaik sholat lima waktu sebagai wujud nyata memperjuangkan pembebasan Masjid milik seluruh umat Islam itu, " tandasnya. (novel)