Dugaan Pelanggaran Menyertai Tenggelamnya Dumai Express

KM Dumai Express 10 tujuan Batam-Dumai tenggelam di perairan Selat Durian, Provinsi Kepulauan Riau, Ahad (22/11/09) pukul 9:30 WIB. Ada dua indikasi penyebab tenggelamnya kapal, yakni dugaan pelanggaran terhadap kapasitas angkut penumpang dan dugaan pelanggaran terhadap peringatan cuaca.

Dirjen Perhubungan Laut, Dephub, Sunaryo, mengungkapkan berdasarkan data spesifikasi KM Dumai Ekspress 10 yang dimilikinya, kapasitas angkut penumpang maksimal kapal itu 273 orang. Sementara, berdasarkan hasil pencarian dan penyelamatan yang dilakukan tim SAR di lapangan, jumlah penumpang yang ditemukan telah melebihi kapasitas tersebut, yaitu sebanyak 279 orang.

"Namun, data pasti penumpang kapal masih simpang siur, karena manifesnya belum ditemukan. Saya sendiri punya dua data yang diperoleh dari dua sumber berbeda," jelas Sunaryo.

Manifes penumpang berdasarkan keterangan dari agen kapal feri Dumai Express pada pukul 12:30 WIB, jumlah penumpang sebanyak 253 orang, terdiri dari penumpang dewasa sebanyak 213 orang dewasa, anak-anak 25 orang dan anak buah kapal (ABK) sebanyak 15 orang, total 279 orang.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirim tim untuk melakukan investigasi dan mencari penyebab tenggelamnya kapal tersebut.
"Tim KNKT sudah berangkat sejak kemarin (22/11). Mereka terdiri tiga orang yang dipimpin Kunto Prayogo dan dua anggota, Wahyu Prihanto dan Aleik Nurwahyudi," ujar Juru Bicara KNKT, J.A. Barata, Senin (23/11/09).

KNKT akan menerapkan prosedur operasi standar (SOP) yang biasa dilakukan, yaitu monitoring terhadap upaya evakuasi dan penyelamatan penumpang, mengamati sumber-sumber di lapangan dalam rangka menyusun kronologi kecelakaan yang lengkap. Data tersebut kemudian akan dikaji dan menjadi dasar rekomendasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

Tragedi transportasi ini bukanlah yang pertama di Indonesia, tapi juga bukan yang terakhir jika masih ada pihak yang ‘nakal’ tidak mematuhi prosedur keselamatan serta sistem manajemen transportasi dari pemerintah yang tak kunjung diperbaiki. (Ind/Ant)

foto: riaupos