Dijelaskan Anas, sedikitnya ada 3 alasan mengapa Prabowo sulit berduet dengan Ganjar Pranowo.
Pertama, kata Anas. Koalisi Gerindra – PKB telah menyepakati Prabowo Subianto Sebagai Capres dan Koalisi ini memenuhi Syarat PT 20 persen untuk mendaftarkan ke KPU.
“Kedua, Partai Gerindra Sejak awal didirikan memiliki cita-cita untuk menjadikan Prabowo sebagai Presiden, meskipun ada yang berpendapat bahwa jadi menteri aja mau apalagi jadi Wapres,” ucapnya.
“Saya menilai semangatnya berbeda saat Prabowo Subianto bersedia menjadi Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin ini semangatnya rekonsiliasi kebangsaan sementara menatap pilpres semangatnya konsolidasi kekuatan politik dan menegakkan marwah partai yang sejak awal mencitakan Prabowo Subianto sebagai the next Presiden,” sambung dia.
Alasan ketiga ditekankan Anas, potret elektabilitas prabowo salip-meyalip dengan Ganjar Pranowo di berbagai lembaga survei sehingga menjadi spirit perjuangan menuju gelanggang Pilpres.
“Dengan demikian Prabowo Subianto lebih besar peluang berduel daripada berduet dengan Ganjar Pranowo,” kuncinya.
(fajar)
Analisis abal2, sok tau