Duta Besar Libanon untuk Indonesia Hassan Muslimani mengatakan, pemerintah Libanon akan menelaah masalah dan konflik yang dihadapi oleh negaranya dengan Israel, untuk mencari jalan keluar yang terbaik, setelah terwujudnya gencatan senjata antara Libanon dan Israel.
“Kita harus mencari jalan keluar yang terbaik, dengan berbagai persepsi yang berbeda, kita pasti akan mendapatkan keputusan yang lebih tepat,”katanya disela-sela Diskusi Bertema Konflik dan Prospek Perdamaian di Timur Tengah, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (15/8).
Menurutnya, agresi militer yang dilakukan oleh Israel ke Libanon sebenarnya alasannya sangat sederhana, dikarenakan Israel ingin mengusai tanah Arab tanpa ada penduduk asli di sana.
Lebih lanjut Hassan menjelaskan, apa yang dilakukan oleh Hizbullah adalah dalam rangka mempertahankan tanah Libanon, sehingga Hizbullah sebagai bagian dari rakyat Libanon tidak akan tinggal diam jika AS mengeluarkan kebijakan mendukung perjuangan Israel.
“Kami tidak mempunyai kekuatan untuk merubah itu, sejak dulu Hizbullah melakukan aksinya, tetapi aksi yang dilakukan tidak seperti Israel,” ujarnya.
Mengenai peran tentara Libanon dalam agresi militer, Ia menambahkan, tentara Libanon terikat perjanjian tahun 1949 dengan Israel, di mana telah disepakti oleh keduanya, di Libanon selatan jumlah tentara tidak lebih dari 1.500 personil dan tentara hanya bertugas membantu masyarakat sipil yang menjadi korban perang.
Muslimani berharap dunia internasional dapat membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Libanon. (novel)