Eramuslim.com – Lembaga analisis media sosial Drone Emprit menyebut istilah State of the Global Islamic Economy (SGIE) yang ditanyakan oleh Gibran Rakabuming Raka berbuah sentimen negatif bagi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Prabowo tersebut.
Founder Drone Emprit Ismail Fahmi mencuitkan hasil olah data dan analisisnya terkait percakapan warganet di platform X selama istilah tersebut muncul dalam periode waktu 22-23 Desember 2023.
Ismail mencatatkan, total percakapan soal SGIE “cukup tinggi untuk ukuran sebuah isu kurang dari 24 jam, yaitu lebih ari 35.500 mention,” tulis Ismail dalam cuitannya, Sabtu (23/12).
Namun dari 35.500 mention yang muncul terkait topik SGIE tersebut, Drone Emprit merangkum bahwa mayoritas sentimen terhadap Gibran negatif, yakni 71 persen.
“Dari total 35.500 mention lebih, 71 persen sentimennya negatif, 24 persen positif, dan 5 persen netral. Total akun X yang turut dalam percakapan ini minimal 18.200 akun,” kata Ismail Fahmi memaparkan hasil olah datanya.
“Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah SGIE tanpa memberi penjelasan, memberi sentimen yang sangat negatif kepada Gibran,” kata Ismail.
Ismail menyoroti bahwa sentimen negatif yang terbentuk dari hasil percakapan tersebut membentuk klaster tersendiri yang cukup besar. Ia melihat bahwa klaster tersebut cenderung berisikan akun X yang cenderung pro-AMIN, pro-Mahfud MD, dan netral.
Berdasarkan klaster yang terbentuk, terlihat t tidak adanya indikasi pro-kontra yang cukup berarti terkait pembahasan soal SGIE.
“Secara umum, netizen melihat penggunaan istilah SGIE ini adalah negatif terhadap Gibran,” sambungnya.
Dalam simpulan yang diberikan oleh Ismail, Drone Emprit memperlihatkan bahwa opini dan sentimen netizen terhadap pembahasan SGIE dari Gibran bernada negatif.
Drone Emprit menyoroti sebagian netizen yang menganggap bahwa penggunaan istilah SGIE oleh Gibran tidak relevan dengan level seorang calon wakil presiden.
“Beberapa netizen mengkritik Gibran karena menguji pengetahuan lawan dengan pertanyaan yang dianggap tidak penting,” kata Ismail Fahmi merangkum opini netizen terkait penggunaan istilah SGIE oleh Gibran.
“Ada yang menyebut bahwa pertanyaan Gibran tentang SGIE bukan untuk mendapatkan jawaban, melainkan hanya untuk mencari ketidaktahuan lawan,” sambungnya.
Sementara itu untuk sentimen negatif yang beredar di platform X, Drone Emprit menunjukkan bahwa beberapa netizen merasa Gibran terjebak dalam pertanyaan yang tidak dia pahami dan harus membaca teks untuk menjawabnya.
“Ada juga netizen yang merasa bahwa penggunaan istilah SGIE oleh Gibran tidak penting dan hanya menjadi koleksi buzzwords,” rangkum Ismail.
Istilah SGIE menjadi perbincangan populer di platform X, setelah calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, melemparkan pertanyaan kepada cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar dalam Debat Cawapres Pemilu 2024, Jumat (22/12).
Gibran menanyakan apa langkah Cak Imin (panggilan Muhaimin) mengenai SGIE, tanpa menyertakan apa singkatan dari SGIE. Menjawab pertanyaan Gibran, Cak Imin mengaku tidak pernah mendengar istilah SGIE.
“Saya gak paham SGIE apa? Saya tidak pernah mendengar istilah ini,” ucap Cak Imin kepada Gibran.
Gibran lalu menjelaskan dari segi SGIE bahwa Indonesia menempati peringkat 10 besar dalam hal makanan halal, skincare, dan fashion halal. SGIE sendiri singkatan berbahasa Inggris yakni State of the Global Islamic Economy.
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini kemudian menanyakan lagi langkah Cak Imin bersama Anies Baswedan dalam memperkuat posisi ini.
“Nah itu yang saya maksud Gus (Cak Imin). Mohon maaf kalo pertanyaannya agak sulit ya gus,” ujar Gibran.
Sumber: cnn.