“Salah satu program unggulan Kementerian Agama adalah beasiswa tahfizh bagi 10 ribu anak Indonesia yang ingin menjadi penghafal Al Qur’an. Program ini untuk jangka waktu 5 tahun. Jadi setiap tahunnya, kita berikan kepada dua ribu santri,” sambungnya.
Soal beasiswa Kamaruddin menambahkan kalau bantuan itu akan mudah didapatkan apabila Ponpes Nurul Iman sudah memenuhi syarat dan kriteria, terutama masalah legalitas.
“Saya sudah berikan kartu nama saya kepada Pak Endang, nanti bisa hubungi saya secara personal,” tambah Kamaruddin.
Sambutan baik Kemenag atas jerih payah Endang membuat driver GO-JEK itu senang. Ia senang karena ada kesempatan bersilaturahmi dengan pihak Kemenag. Dia berharap akan ada solusi terhadap kebutuhan Ponpes yang diasuhnya. Terlebih lagi status Nurul Iman sendiri sudah tercatat di Kemenag.
Kebutuhan Ponpes Nurul Iman dan para santrinya masih banyak yang belum terpenuhi. Hal tersebut diungkapkan oleh Zulfa, santri Ponpes Nurul Iman yang sudah belajar sejak tahun 2013. Meskipun begitu, segala keterbatasan fasilitas tidak mengurangi semangat Zulfa dan para santri untuk menghafalkan Alquran.
Keterbatasan tersebut tetap membuat Ponpes Nurul Iman mencetak beberapa santri yang mampu mengukir prestasi baik di tingkat Kabupaten maupun Kota Bogor.
Tentang Endang Irawan sendiri, ia adalah sosok yang dikenal tegas, disiplin, dan dermawan bagi para santrinya. Dia sering memberikan uang saku kepada para santrinya dari hasil menjadi ojek online.