Eramuslim.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia menyebutkan ada 119 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia selama Pemilu. Sebagian besar menghembuskan nafas terakhirnya diduga karena kelelahan.
Pun, demikian tak semua sepakat faktor kelelahan yang menjadi penyebabnya. Seperti yang diungkapkan dr Umar Zein, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
Dalam akun Facebooknya, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ini mengatakan perlu penelitian untuk mengungkapkan penyebabnya, namun dia memastikan bukan karena faktor kelelahan, sebab tidak dalam kerja paksa.
Dia menuliskan pandangannya dengan judul “Benarkah “Kelelahan” Penyebab Kematian?
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) dr Pirngadi Medan ini mengurai pada zaman penjajahan Belanda, banyak pekerja paksa yang ditugaskan Deandels membuat jalan lintas Anyer-Panurakan. Mereka dipaksa bekerja membuat parit, memecah batu gunung dan mengangkat bahan-bahan yang diperlukan.
“Mereka bekerja siang malam tak tentu waktu istirahat dan makan. Namanya juga kerja paksa. Mereka pasti kelelahan dan kekurangan gizi, kehausan, kelaparan sehingga daya tahan tubuhnya melemah, akhirnya jatuh sakit. Banyak yang terkena Malaria tropika, kejang-kejang, koma, kemudian meninggal,” ujarnya, Rabu (24/4/2019).
Sedangkan, kondisi berbeda menurut Umar Zein dialami Petugas Pemilu yang bekerja di TPS atau di tempat lain. “Mereka cukup mendapatkan minuman dan makanan, bukan kerja paksa, ada waktu istirahat meski bergantian, boleh permisi bila kondisi darurat,” lanjutnya.