Dr. Tony Rosyid: Berakhirnya Dinasti Cikeas

Ketiga, ini yang terbaru yaitu di pilpres 2019. SBY lirik sana, lirik sini. Maunya sama Jokowi, tapi Megawati dan PDIP gak ngasih ruang. Luka politik masa lalu belum sembuh. Terpaksa, ikut gerbong Prabowo. Tapi sayangnya, setengah hati. Di tengah perjalanan malah buat surat terbuka yang isinya kritik terhadap kampanye Prabowo. Loh…loh…

Pilpres belum tuntas, bermanuver lagi. AHY ketemu Jokowi di istana (2/5). Ini sekedar silaturahmi, karena sudah delapan bulan gak jumpa, kata salah satu kader Demokrat. Apapun argumentasinya, secara politik, ini tak etis. Orang Jawa bilang: gak elok.

Apalagi kemudian diberikan penjelasan bahwa kalau Prabowo menang, Demokrat akan setia bersama Prabowo. Jika Jokowi yang menang, Demokrat bebas menentukan pilihan politiknya. Maksudnya mau bergabung sama Jokowi? Rakyat jadi bertanya: kalau menang mau bersama, tapi kalau kalah mau ninggalin. Sungguh tak etis! Enak di lo, gak enak di gue, kata kubu Prabowo. Koalisi macam apa?

“Ngono ya ngono, tapi ojo ngono”. Artinya: jangan begitu amat lah… Soal nanti siapapun yang menang, sok lah.. Tapi jangan berandai-andai sekarang. Itu sama saja membicarakan warisan ketika orang tua masih hidup. Ini anak durhaka banget. Ngarep orang tuanya segera mati. Tak persis sama analoginya. Tapi sama-sama menyakitkan!

Sikap Demokrat ini tak etis dan tak taktis. Di tengah pendukung Prabowo yang sedang berjuang melawan kecurangan, Demokrat bermanuver untuk menjajagi koalisi baru. Bukan koalisi, tapi silaturahmi, katanya. Orang yang paling awam politik pun bertanya: apa bedanya silaturahmi orang politik dengan manuver politik? Beda istilah, tapi satu makna.

Dalam psikologi sosial, kejelasan, ketegasan dan kesetiaan itu sangat besar pengaruhnya di hati rakyat. Sebuah sikap politik yang menarik bagi simpati rakyat. Ini akan jadi investasi politik jangka panjang. Dan saat ini, PKS adalah salah satu partai yang sedang memanen investasi itu.

Bagi mereka yang tak sabar untuk setia, akan terancam ruang kesempatannya untuk mendapatkan simpati rakyat di masa depan. Kendati ia dapat kue pragmatis dalam jangka pendek. Ini hukum sosial.