Direktur Eksekutif Insitute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi menyatakan, Islam adalah satu peradaban yang khas yang memiliki pandangan hidup (worldview) yang berbeda dengan peradaban mana pun.
Tetapi, lanjut dia, Islam tidak pernah apriori untuk menolak unsur-unsur dari peradaban asing, asalkan sudah melalui proses adopsi dan adatasi, sehingga unsur itu tidak bertabrakan dengan pandangan hidup Islam.
“Banyak yang dapat kita ambil dari peradaban Barat. Tetapi bukan pandangan hidupnya, ” kata Hamid pada acara "Studi Pengembangan Peradaban Islam" di Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang bekerja sama dengan Insitute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS).
Karena itulah, Hamid, yang juga Wakil Rektor III Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, mengajak segenap akademisi muslim untuk tidak silau dan antipati terhadap Barat.
Menurutnya, sejarah pertumbuhan peradaban Islam, proses bangun-jatuhnya, serta bagaimana strategi untuk membangunnya kembali dalam situasi saat ini.
Dijelaskannya, upaya membangun peradaban Islam mesti dimulai dari membangun ilmu pengetahuan Islam; dan kampus Islam adalah lembaga yang strategis untuk membangun peradaban Islam.
Acara ini merupakan seri pertama dari serangkaian Studi Pengembangan Peradaban Islam yang akan berlangsung beberapa seri dalam beberapa bulan ke depan.
Direncanakan, nantinya akan dibahas berbagai tema bersama para pakar keilmuan dan peradaban Islam dari Indonesia dan Malaysia.
Termasuk yang dijadwalkan mengisi acara ini adalah Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, pakar pendidikan Islam dari Universitas Islam Internasional Malaysia dan juga Prof. Dr. Wan Ramli, Presiden Akademi Sains Islam Malaysia.
Selain itu akan bicara Dr. Adi Setia, pakar Islamic Science dari Universitas Islam Internasional Malaysia, Dr. Anis Malik Toha (pakar perbandingan agama), Dr. Ugi Suharto (pakar ekonomi dan peminat studi hadist), dan beberapa pakar keilmuan Islam lainnya.
Unissula adalah salah satu kampus Islam yang tertua di Indonesia, setelah Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta. Di bawah kepemimpinan Rektor Dr. Moh. Rofiq, kampus ini sekarang sedang berusaha keras untuk menerapkan budaya akademik Islami. Merokok dilarang keras di kampus ini. Shalat jamaah diwajibkan untuk dosen dan mahasiswa. (dina)