Eramuslim.com – Dari hasil hasil perhitungan Sementara Pilgub 27 Juni 2018 yang jelas kalah adalah lembaga lembaga survey (setidak tidaknya sebagian dari lembaga survey) karena ramalan (atau karangan dan bisa jadi keinginannya) tidak sesuai.
Sudirman Said di Jateng di prediksi begitu rendah ternyata suaranya mencapai 40%an. Begitu pula pasangan Asyik di Jabar yg di prediksi hanya 10%an ternyata sekitar 30%an. Padahal lembaga survey, katanya, terus menerus mensurvey sampai minggu2 terakhir.
Saya kira klo surveynya objektip, seharusnya tidak kecolongan yang begitu memalukan selisihnya. Bukan lagi margin of error yg dikenal dalam Dunia statistik, tetapi ini benar benar error yg tidak dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah kecuali dengan bersilat lidah.
Saya kira lembaga survey harus introspeksi, berani jujur dan objektip, tidak memihak atau diam diam menjadi konsultan salah satu calon atau konsultan utk memusuhi/mengalahkan calon tertentu. Karena lembaga survey adalah bisnis kepercayaan (seperti halnya bank), sehingga tidak boleh menyesatkan.
Melihat geliat yg mencurigakan ini, sebaiknya ada aturan dan penilaian yang ketat terhadap bisnis lembaga survey sebagaimana layaknya bisnis bisnis kepercayaan masyarakat lainnya. Sebelum industri survey berkembang menjadi bisnis mafia dan atau di campakkan masyarakat. Semoga menjadi renungan kita bersama. [wa]
Dr. Fuad Bawazier.