DPR Dukung Pemerintah Kirim TNI ke Palestina dan Libanon

DPR mendukung rencana pemerintah Republik Indonesia (RI) mengirima pasukan TNI ke Libanon dan Palestina sebagai wujud Indonesia partisipasi aktif dalam memelihara ketertiban dunia sesuai dengan amanat konstitusi.

"Indonesia tidak bisa berdiam diri melihat konflik di Timur Tengah," ujar Ketua Komisi I DPR Theo L. Sambuaga kepada pers di Jakarta, Senin (24/7).

Menurutnya, rencana pengiriman 594 prajurit TNI ke garis depan konflik Israel dan Libanon perlu direspon. Alasannya, perang di Timur Tengah sudah berkembang luas, kalau tidak dicegah bisa merembet ke negara-negara lain. “Sebagai bagian dari komunitas Internasional, Pengiriman pasukan TNI harus direspon positif,” sambungnya.

Theo berharap pengiriman pasukan TNI ke Libanon dan Palestina tidak menimbulkan kontroversi di dalam negeri. Sebab, Indonesia sendiri memang sudah diminta Sekjen PBB Kofi Annan untuk mengirim pasukan perdamaian.

Dukungan RI, terangnya, sebagai bukti solidaritas Indonesia sebagai negara Muslim tersebesar di dunia. “Kita dukung, lah. Jangan sampai menimbulkan kontroversi. Misalnya ada pihak-pihak yang mengkritik, tapi sebenarnya tidak tahu persoalannya,” katanya.

Mengenai anggaran pengiriman pasukan tersebut, politisi asal Partai Golkar mengungkapkan, operasional TNI memang ada anggaran rutin dari APBN. “Namun untuk terlibat dari kontingen perdamaian PBB di Timur Tengah, ada semacam anggaran bantuan dari PBB juga. Jadi, jangan terlalu dirisaukan. Yang penting niat kita ikut menciptakan perdamaian,” paparnya.

Hal serupa juga akan dilakukan Malaysia. Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Badawi menyatakan, negaranya siap mengirim tentaranya ke Palestina dan Libanon. "Kita sedang menyiapkan pengiriman tentara ke sana, " ujar Badawi di sela-sela pengukuhan doktor (honoris causa) bidang pemikiran Islam terhadap dirinya oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hari ini.

Sementara itu, Sekjen GP Ansor, Malik Haramain, mengecam Israel sebagai biang kerok meluasnya perang di Timur Tengah. Pasalnya, Israel terus menggempur pejuang Hamas yang tidak mau mengakui kedaulatan Israel. "Aksi brutal Israel harus dihentikan, dengan cara apapun juga," ujar dia. (dina)