Ketua DPR RI Agung Laksono mendesak pemerintah agar program Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) yang dicanangkan secepatnya direalisaiskan, sehingga masyarakat yang belum memiliki rumah tinggal bisa menikmatinya, terutama bagi masyarakat kelas bawah.
“Lebih cepat lebih baik program sejuta rumah tersebut dilaksanakan, karena banyak masyarakat dan juga PNS yang belum memiliki rumah tinggal,” kata Agung kepada wartawan di Gedung MPR/DPR RI, Jum,at (30/12).
Menurutnya, program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah itu sudah lama dilakukan, namun sampai kini belum terlihat hasilnya secara maksimal. Padahal APBN untuk perumahan cukup besar. Untuk itu ditahun 2006 ini program perumahan perlu ditingkatkan lagi. Pemerintah baru merealisikan 210 ribu unit dan 75 ribu unit rumah RSH (rumah sederhana) bersubsidi di tahun 2005.
Sedangkan tahun 2006 pemerintah akan mencanangkan 250 ribu unit, dimana 130 ribu unit rumah bersubsidi, dan 20 ribu unit rumah non bersubsidi.
Karena itu, ia meminta agar program sejuta rumah itu dilakukan secara transparan dan meliputi seluruh wilayah Indonesia, sehingga tidak didominasi di daerah tertentu saja, agar masyarakat bawah di seluruh Indonesia ini bisa mekimati rumah.
Selain itu lanjut Agung pengembang harus memikirkan rakyat kecil, dan tidak terus menerus membangun rumah kelas menengah ke atas, sementara tidak mau membangun rumah sederhana. “Jadi konsep 1;3;6 itu harus dilanjutkan dan pemerintah harus tegas mengambil sikap terhadap pengembang yang nakal dan menolak bangun rumah sederhana itu,”ujarnya.
Langkah alternative lainnya setelah ada kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga bahan bangunan juga naik, jangan sampai terjadi inflasi dan turunnya daya beli masyarakat, sehingga perlu langkah alternatif dalam mengatasi perumahan rakyat tersebut. Apalagi PNS, dan TNI/Polri banyak yang belum memiliki rumah, termasuk juga masyarakat berpenghasilan rendah.
“Jadi pemerintah mesti memberi kemudahan. Baik dengan program kredit murah dengan jangka waktu yang panjang,”imbuh Agung. (dina)