Umat Islam diminta memanfaatkan momentum bulan Ramadhan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) dalam menjalankan ajaran agama, serta tidak terjebak dengan pertentangan dan perselisihan akibat adanya perbedaan paham yang menyangkut persoalan cabang-cabang ibadah (furu’iyah).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat MUI Umar Shihab dalam jumpa pers, di Sekretariat MUI, Jakarta, Kamis (21/9) mengatakan, "Kita harapkan umat Islam tidak membicarakan masalah khilafiah, perbedaan itu biasa, justru yang harus kita kembangkan persaudaraan antara umat Islam."
Dirinya berharap, lembaga negara, pemerintah maupun swasta dapat memberi kesempatan kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah Ramadhan secara khusu’.
Selain itu, MUI juga menyerukan kepada umat agama lain untuk bersikap toleran, ikut menjaga, memelihara suasana ketenangan dan kesucian bulan Ramadhan, serta menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
"Kita minta umat agama lain bisa mengembangkan toleransi, sehingga umat Islam bisa menjaga kesucian ibadahnya," tandas Umar Shihab.
Mengenai penetapan awal Ramadhan, Ia menambahkan, Majelis Ulama menyerahkan keputusannya kepada sidang itsbat yang dilaksanakan oleh Lembaga Hisab dan Rukyah Departemen Agama bersama dengan ormas-ormas Islam, yang akan digelar secara rutin pada akhir bulan Syaban. Dan insya Allah sidang penetuan awal Ramadhan tersebut akan digelar Jum’at (22/9) malam di Kantor Departemen Agama.(novel)