“Tapi kita juga harus mendengar para ahli yang dekat dengan kita karena situasinya berbeda (negara yang satu dengan negara lainnya,” jelasnya.
“Negara yang berbeda punya sumber daya dan kebijakan yang berbeda, seperti penggunaan obat-obatan tertentu.”
Popularitas Faheem di tengah para pengguna Twitter Indonesia juga memunculkan pertanyaan apakah pengguna internet di Indonesia lebih mendengar dokter negara lain daripada dokter lokal yang memberikan saran yang sama.
Muncul sejumlah respons yang beragam setelah sejarawan Bonnie Triyana mengangkat hal ini di Twitter, tapi lebih banyak menyatakan tweet-tweet Faheem lebih mudah dipahami dan dia juga tidak berkaitan dengan politisi Indonesia.
Faheem Younus mengatakan Indonesia harus mengubah cara penanganan terhadap disinformasi dan mempercepat program vaksinasi untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.
“Indonesia punya alasan yang sama seperti hampir setiap negara di mana virus menghancurkan secara massal. Penyangkalan, berpuas diri, disinformasi, dan program vaksinasi yang lemah,” jelasnya.
“Yang harus segera dilakukan pemerintah adalah mengambil alih komunikasi. Mereka harus secara agresif memberantas disinformasi dan mengedukasi massa. Mereka harus membuat bangsa menyadari ancaman nyata virus. Sayangnya, karena mereka tidak melakukannya, virus yang melakukannya. [merdeka]