Kepada This Week in Asia, Faheem mengatakan dia berkicau dalam Bahasa Indonesia merupakan cara terbaik menyampaikan pesan-pesannya agar mudah dipahami saat kasus Covid terus melonjak.
“Saya mengakui kurang dari 25 persen orang Indonesia berbahasa Inggris,” ujarnya melalui surel.
“Mengetahui cepatnya virus akan menyebar di negara paling padat keempat di dunia ini, saya harus melewati batas-batas dan menjangkau orang-orang biasa,” lanjutnya.
Dokter peraih penghargaan yang juga bisa berbahasa Urdu ini menggunakan Google Translate untuk tweet pertamanya dalam bahasa Indonesia pada 2 Juli.
“Saya tahu itu tidak sempurna. Tapi saya tidak akan membiarkan kesempurnaan menjadi musuh baik dalam situasi kritis ini. Sekarang banyak orang-orang Indonesia yang baik hati menawarkan diri untuk menerjemahkan tweet-tweet saya,” jelasnya.
Namun belakangan, pengikutnya yang dari Indonesia memperhatikan kemampuannya dalam menggunakan Bahasa Indonesia meningkat.
Beberapa mitos Covid yang dibantah Yunus seperti penggunaan disinfektan untuk membersihkan permukaan gagang pintu dan ponsel, termasuk mengonsumsi obat herbal seperti jahe dan serai. Dia juga menyinggung soal susu Bear Brand yang banyak diburu belakangan ini, mengatakan “susu ini, atau vitamin, atau ivermectin tidak punya peran dalam pengobatan Covid-19”.
Faheem juga mentweet perihal susu dan obat Covid ini setelah mempelajari jenis-jenis misinformasi yang beredar di tengah masyarakat Indonesia.
Dia juga pernah membuat serangkaian tweet dalam bahasa Spanyol dan Urdu saat kasus Covid melonjak di Amerika Selatan dan Pakistan.
“Selama pandemi ini, saya telah berusaha mengikuti virus tersebut. Seperti polisi ketika memburu orang jahat, saya berusaha membantu negara-negara yang sedang mengalami krisis Covid-19,” jelasnya.
Mudah dipahami
Pakar kesehatan masyarakat dari Asosiasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra mengatakan dirinya mengapresiasi upaya tenaga kesehatan asing seperti Faheem untuk membantu menekan kurva pandemi di Indonesia, khususnya jika saran-saran tersebut disertai data ilmiah dan medis.