Eramuslim.com – Jika cagub petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memenangkan Pilkada DKI 2017, secara langsung akan membuka jalan mulus bagi China untuk menguasai Indonesia.
Pendapat itu disampaikan mantan anggota DPR Djoko Edhi (23/08) menyikapi laga Pilgub DKI 2017. “Pribumi mungkin akan kalah. Tapi kekalahan dari pertarungan yang tulus, jauh lebih berbahaya,” kata Djoko.
Djoko Edhi membeberkan kekuatan besar yang mendukung pemenangan Ahok. Di antaranya, dukungan dana besar, dukungan penguasa, politik OBOR (on belt on road one China), Nine Swords, polisi, tentara, KPK, KPU hingga preman. Semua sistem bergerak dalam ruang yang silent.
Untuk itu Djoko Edhi mengingatkan bahwa pertarungan memperebutkan “DKI Satu” adalah pertarungan politik nasional, mengingat DKI sebagai etalase politik nasional. “Tetapi hendaknya jaringan ‘Intifada’ harus menyiapkan tumbal ‘Wilayuda’ ke pertarungan selanjutnya. Sebab, pertarungan ‘DKI 1’ memang bukan sekadar perebutan jabatan gubernur. DKI adalah etalase politik nasional,” ungkap Djoko Edhi.
Menurut Djoko, jika Ahok mampu menembus etalase tersebut, maka sistem nasional pun sudah terbuka bagi “China peranakan”. “Dari situ akan muncul sentimen pribumi lebih kuat. Saya yakin akan bermuara kepada gerakan nasionalisme yang lebih luas,” kata Djoko Edhi.
Kata Djoko Edhi, NKRI adalah negara yang dimerdekakan oleh pribumi, sehingga seharusnya pribumi sebagai tuan rumah. Namun faktanya ekonomi nasional kini 80 persen dikuasai China. Lebih rendah daripada saat Orde Baru yang 82 persen. Bedanya, di er Orba, China tak boleh memasuki politik. Kini, boleh masuk di sektor ekonomi dan politik.
“Akan sulit bagi pribumi mempertahankan tanah airnya ketika Ahok tak mampu dikalahkan, berikut di Pilpres 2019. Ini adalah test pertama ‘Hoaqiau’ mencoba menjadi penguasa politik Indonesia, setelah menjadi penguasa ekonomi indonesia,” pungkas Djoko Edhi.(ts/intjn)