Dinilai menyimpang dari ajaran Islam, kelompak pengajian jamaah Wahidiyah ditolak warga Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (27/9/2012). Ketegangan pun sempat mewarnai penolakan tersebut.
Rencananya, malam ini kelompok jamaah Wahidiyah hendak menggelar pengajian di alun-alun Puger. “Namun warga tidak setuju, karena ajaran kelompok ini dianggap menyimpang,” kata Kepala Kepolisian Resor Jember, Ajun Komisaris Besar Jayadi.
Padahal, lanjut Jayadi, kelompok Wahidiyah dan masyarakat yang menentang sama-sama dari Sunni dan Nahdliyyin. “Dua belah pihak sudah dipertemukan oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan, Komandan Rayon Militer, dan Kepala Polsek Puger. Mereka diminta untuk saling menahan diri dan berdamai,” kata Jayadi.
Akhirnya, polisi melarang Wahidiyah melakukan pengajian di alun-alun Puger. “Kalau pengajian tetap dilaksanakan, kami khawatir potensi konflik akan tajam,” kata Jayadi.
Rencananya, kelompok yang berkonflik akan diundang ke Markas Polres Jember dalam waktu dekat. Bersama Majelis Ulama Indonesia, NU, Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pemerintah Kabupaten Jember, kepolisian akan mencoba memediasi keduanya.
Jayadi tidak ingin konflik terbuka kembali terjadi di Puger. Beberapa waktu lalu, Puger sempat memanas karena konflik antara warga dengan kelompok yang dicurigai sebagai Syiah. Untunglah, konflik saat itu tak sampai meluas, karena sudah berhasil diselesaikan di meja dialog.(fq/beritajatim.com)