Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan bahwa watak dari dakwah Islamiyah adalah mengajak bukan mendepak, dan merangkul bukan memukul. Demikian dikatakannya pada pertemuan Dewan Dakwah Islamiyah Sedunia (World Islamic Call Society atau WICS) yang berlangsung di Sarajevo, Bosnia, 27 sampai 29 Mei. Pertemuan tersebut dihadiri 60 anggota Majelis Tinggi WICS.
Din mengatakan, banyak ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menekankan pentingnya mengajak manusia ke jalan Allah dengan penuh kebijaksanaan.
"Ajaran ini yang menjadi faktor penentu keberhasilan dakwah Nabi Muhammad baik di Makkah maupun Madinah dahulu kala, dan dakwah para wali songo di Indonesia, " ujarnya yang merupakan wakil Indonesia di Majelis Tinggi tersebut.
Ajaran ini, menurutnya, dewasa ini kurang diterapkan umat Islam di dunia, sehingga dakwah Islam cenderung ekslusif (mengeluarkan) bukan inklusif (memasukan). Sebagai akibatnya, jangankan yang masih jauh enggan untuk mengerti Islam, yang sudah dekat pun bisa menjauh.
Oleh karena itu, Din memandang perlunya reorientasi strategi dakwah ke arah merebut simpati daripada menebar antipati. Adanya kekerasan yang dilakukan sebagian umat Islam, antipati tersebut berkembang menjadi Islamofobia atau kebencian terhadap Islam.
"Kondisi itulah yang melanda dunia dewasa ini, dan keadaan ini justru tidak menguntungkan umat Islam sendiri”, ujarnya.
Dalam konteks Indonesia, lanjut Din, kecenderungan seperti itu terjadi, namun bukan arus utama.
Meski demikian, tambahnya, masih sangat banyak ulama dan da’i yang berorientasi dakwah bilhikmah, yaitu mereka yang terus berdakwah dengan penuh kebijaksanaan dan tanpa berputus asa terhadap tantangan yang ada. (novel)