Din Syamsudin: Dialog Agama dengan Barat Masih Semu

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menilai penghinaan Paus Benecditus XVI tentang Jihad dalam Islam menunjukkan bahwa dialog-dialog yang telah dikembangkan selama ini termasuk dengan Vatikan terbukti belum sejati dan masih bersifat semu. Hal ini harus segera diganti dengan dialog-dialog sejati yang tulus ikhlas.

"Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa masih ada kecurigaan dan kebencian pada diri pemuka agama terhadap agama-agama lain. Kalau hal ini berlanjut, agenda pembangunan kerukunan antar umat beragama tidak akan berhasil," ujar Din kepada pers di Jakarta.

Kendati demikian, katanya, permintaan "maaf" Paus, walau hanya menyatakan penyesalan atas pernyataannya yang mendiskreditkan Islam perlu disikapi dengan arif dan lapang dada oleh umat Islam.

"Kita patut tersinggung dengan pernyataan Paus tersebut tapi karena yang bersangkutan sudah menyadari kesalahannya dan menyesal atas ucapannya, maka baik bagi umat Islam untuk memberikan maaf. Umat Islam harus meyakini bahwa Islam dan umat Islam tidak akan menjadi rendah marabatnya walau dihina orang lain," papar dia.

Menurutnya, Paus tidak boleh mengulangi lagi ucapan seperti itu di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung. "Harus menjadi etika global agar setiap pemuka agama dan umat beragama tidak merendahkan doktrin agama-agama lain dan sebaliknya membangun kerukunan hidup atas dasar saling memahami dan saling menghormati," harapnya.

Sementara itu, ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima permintaan "maaf" Paus Benediktus XVI tentang pernyataannya yang salah tentang Jihad dalam Islam dan sempat melukai hati umat Muslim se-dunia.

"Permintaan maaf sudah disampaikan. Sudahlah itu cukup," Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi usai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisi Yudisial di Jakarta, Senin (18/9).

Menurutnya, Paus telah memperbaiki ucapannya dan hal itu sudah cukup. Kalau umat Islam tidak menyudahi reaksinya, maka nantinya justru akan menimbulkan pandangan pembenaran bahwa umat Islam memang "tukang marah." "Kalau kita marah terus, nanti malah Paus-nya yang benar," sambung dia. (dina)