Eramuslim – Perekonomian nasional di Indonesia menghadapi masalah serius, antara lain adanya paradigma ekonomi yang tidak konsisten, struktur ekonomi yang dualistik kebijakan fiskal yang tidak mandiri dan sistem keuangan yang tidak memihak.
“Pembangunan ekonomi yang demikian, tidak akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Din Syamsuddin saat orasi dalam acara hari ulang tahun Korps Alumni HMI (KAHMI) di Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (21/9).
Perekonomian yang demikian, kata Din, hanya akan membawa hasil pembangunan yang cuma dinikmati oleh segelintir orang.
Sehingga, imbuh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini membuat makin lebarnya kesenjangan sosial dan melemahnya fundamental ekonomi.
“Karena tolok ukur kemajuan diletakan pada pertumbuhan ekonomi,” demikian Din Syamsuddin. (rmol)