MAKASSAR–Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga Ketua PPIP (Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina/The Indonesia-Palestine Friendship Initiative), di hadapan sekitar 5 ribu massa Forum Ummat Islam Makassar, Minggu (11/1) menyatakan keinginannya agar lembaga PBB dibubarkan saja apabila hanya menjadi kepanjangan tangan negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan sekutunya Israel. Pernyataan Din Syamsuddin ini, terkait dengan membangkangnya Israel atas resolusi PBB untuk gencatan senjata dan melakukan perundingan, namun terbukti hanya disambut dingin oleh negara Zionis dan bahkan Amerika Serikat. Atas pernyataannya itu, massa FUI Makassar langsung menyambutnya dengan takbir sehingga menggetarkan Masjid Raya Makassar, tempat pertemuan tabligh akbar berlangsung.
Kepada masyarakat Makassar khususnya maupun masyarakat Indonesia pada umumnya, Din mengajak untuk saling membantu terhadap saudara-saudara kita yang ada di Gaza agar segera terbebas dari derita akibat aksi zionisme yang dilakukan Israel.
"Namun saya berpesan, agar bantuan dilakukan dalam bentuk obat-obatan, makanan, dan sandang, maupun dana. Tidak dalam bentuk lain. Rakyat Gaza, sekarang ini hanya membutuhkan itu. Bukan bantuan pasukan perang ke sana,"ujar Din.
Din Syamsuddin kemudian menjelaskan lebih lanjut, bahwa alhamdulillah, di Indonesia sudah beberapa lembaga melakukan aksi solidaritas untuk Palestina. Aksi-aksi solidaritas tersebut dinilai Din sangat bagus, dan akan membangkitkan dunia internasional betapa pentingnya menghargai manusia dan bukan malah melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan kebiadaban seperti yang dilakukan israel.
"Saya yakin, tindakan Israel membunuhi warga Gaza adalah sebuah kebiadaban. Sebuah perbuatan keji yang tak memiliki perikemanusiaan. Kita harus menyerukan agar Israel segera berhenti berbuat dzolim seperti itu,"tambahnya.
Din lalu menceritakan bagaimana dia bersama 100 tokoh Masyarakat Madani Indonesia terpaksa menggeruduk perwakilan PBB di Jakarta seminggu lalu. Kepada PBB yang ada di Jakarta, Din kemudian menyerahkan statemen berisi seruan agar PBB segera bertindak menghentikan aksi Israel.
"Kami tidak berhenti di situ. Sehari setelah menghadap PBB, saya juga mengajak teman-teman untuk mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Saya bersama kawan-kawan tokoh lintas agama, lintas budaya, lintas profesi, mengirim surat kepada Presiden terpilih Barack Obama agar segera mengubah imej Amerika yang seperti kemarin-kemarin agar berubah menjadi Amerika yang baru,"jelasnya.
Jangan tergoda Politik Praktis
Sementara itu pada hari yang sama, di sela-sela Panen Raya Bandeng Desa Patani, Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar,Sulawesi Selatan, din sempat menyentil seputar persolana pemilu. Menurut Din, berkaitan dengan dekatnya momentum Pemilu 2009 yang akan berlangsung beberapa bulan lagi, ternyata di matanya ada penilaian tersendiri. Din melihat, aktivitas politik praktis, kini telah banyak menggoda ormas ke-Islaman untuk terlibat terlalu jauh dalam dunia politik praktis tersebut. Akibat godaan-godaan itu, maka tidak jarang tugas utama dalam bidang dakwah mereka sering terabaikan.
Din Syamsuddin menambahi, godaan politik praktis akan semakin meningkat menjelang Pemilu 2009. Maka dari itu, Din terus mengingatkan agar warga Muhammadiyah tidak terpancing untuk terlibat aktif didalamnya dan bahkan mengabaikan tanggung jawab sebagai organisasi dakwah.
”Saya hanya mengingatkan, lebih baik Muhammadiyah jangan sampai berpaling dari jati dirinya sebagai ormas yang berjuang di jalur dakwah, kultural, pendidikan, dan kebudayaan. Jangan termakan oleh godaan apapun, termasuk godaan politik yang semakin luar biasa saat ini,” tegasnya.
"Keterlibatan penuh warga Muhammadiyah dalam politik praktis, apalagi sampai membawa nama institusi Muhammadiyah dapat saja mengganggu tugas utamanya dalam dakwah dan pendidikan. namun boleh saja kalau ada warga Muhammadiyah yang mau berpolitik praktis, menjadi pengurus partai atau caleg. Tetapi tetap harus ada yang menjaga gawang perjuangan Muhammadiyah ya,”pinta Chairman Centre for Dialogue and Cooperation among Civilization itu.
Din Syamsuddin kemudian memberikan syarat, asalkan dengan niatan baik, tidak ada larangan masuk dalam dunia politik Karena itu adalah bagian dari cara untuk memperjuangkan kepentingan ummat.
"Terkait dengan munculnya wacana untuk dicalonkan sebagai calon wakil presiden, saya perlu meminta persetujuan warga Muhammadiyah. Karena warga Muhammadiyah lah yang memberi mandat saya untuk memimpin Ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu. Kalau warga Muhammadiyah bilang tidak boleh, saya sami’na wa atho’na. Saya ikut. Kalau bilang boleh, saya belum tentu mau maju. Harus dihitung dulu,” jelasnya lagi.
Meski begitu, Din kembali memberikan wejangan. Bahwa, Muhammadiyah perlu fokus pada gerakan kebudayaan, pendidikan, dan dakwah. Sebab, menurut Din, Muhammadiyah bukan partai politik yang salah satu tugasnya membahas calon presiden dan wakil presiden. Karena yang membahas soal itu adalah partai politik.
"Tapi kalau ada yang meminta dari kader Muhammadiyah, ya kita senang lah,"ungkapnya.
Din meyakinkan, bahwa saat ini dirinya sama sekali tidak tergoda sedikitpun, apalagi berpaling dari tanggung jawabnya sebagai pengemban amanat warga Muhammadiyah.
Berdayakan Petambak Bandeng
Pada kesempatan itu, Din Syamsuddin sempat melakukan panen bandeng bersama kelompok Ruku Co’mo yang sukses memanen bandeng berkat pendampingan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah. Panen kali ini, adalah panen perdana untuk kelompok Ruku Co’mo.
Din Syamsuddin mengaku gembira karena di tengah situasi krisis yang mendera bangsa, ternyata petambak warga Muhammadiyah justru bangkit untuk bisa bertahan hidup dan bahkan terus berkembang bersama para petambak lain dalam usaha mengembangkan usaha budidaya bandeng.
"Muhamammadiyah mesti menjadi pemecah persoalan. Menjadi problem solver. Bukan justru menjadi bagian dari masalah. Karena Muhammadiyah ini sejatinya dilahirkan untuk menyelesaikan persoalan,"ujar Din.
Diceritakan Din, saat dirinya diundang di di acara panen kentang oleh warga Muhammadiyah, ada sebuah kisah menarik. Jika sebelumnya warga setempat hanya sedikit warga Muhammadiyahnya, maka setelah panen kentang, mereka berbondong-bondong masuk menjadi warga Muhammadiyah dengan meminta KTA (Kartu Tanda Anggota) Muhammadiyah.
"Rupanya, mereka tertarik dengan sistem pendapingan petani oleh relawan MPM. Mereka merasa terbantu karena berkat pendampingan MPM, maka pendapatan petani menigkat lebih dari separuh sebelum mereka mendapatkan pendampingan MPM. Juga, modal yang dibutuhkan ternyata lebih sedikit berkat bimbingan para anggota MPM yang terjun langsung ke masyarakat.##.