Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mengatakan pemerintah harus melepaskan diri dari cengkraman kapitalisme global bila menginginkan kesejahteraan yang sejati bagi seluruh rakyat.
"Pemerintah boleh saja bersahabat dengan negara-negara yang menggunakan sistem kapitalis, tetapi jangan sampai bertekuk lutut di hadapan kapitalisme global, " katanya pada acara penandatanganan nota kesepahaman antara Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) tentang "Pemberdayaan Ekonomi Umat" di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin(3/12).
Menurutnya, cengkraman kapitalisme global hanya akan menghasilkan neokolonialisme dan neoimperialisme yang dampaknya hanya akan menyengsarakan rakyat. Ia juga berpendapat, pengaruh dari kapitalisme global kini tidak hanya terasa di wilayah metropolitan atau kota besar tetapi juga terasa hingga ke sejumlah daerah pedesaan.
"Dengan penjajahan gaya baru ini, maka yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin, "tukasnya.
Ia meminta, agar negara lebih berpihak pada rakyat secara sejati antara lain dengan menampilkan politik perekonomian nasional yang berorientasi kepada ekonomi kerakyatan. Contohnya, dengan memberikan kemudahan akses bagi rakyat miskin agar dapat memperoleh dana yang dibutuhkan sebagai modal untuk mendirikan usaha mereka.
Din merasa yakin apabila unsur ketidakadilan yang terdapat dalam iklim perekonomian nasional dapat diatasi, maka umat Islam di Indonesia yang sebagian besar masih didera oleh kemiskinan juga dapat bersaing untuk menunjukkan tingkat kompetitifnya.
"Umat kini mengalami ironi yang bertingkat-tingkat. Bila dahulu Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan dan memiliki sejumlah sentra ekonomi, kini yang dihadapi adalah suatu kenyataan bahwa terdapat kesenjangan antara jumlah orang Islam dan realitas peran umat dalam aspek sosial-ekonomi di Indonesia, " ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ia juga menyerukan agar umat Islam lebih banyak tampil sebagai "problem solver" atau pemecah masalah dibandingkan menjadi bagian dari permasalahan itu sendiri.(novel)