Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan, bahwa persatuan umat Islam khususnya antara kaum Sunni dan kaum Syiah, adalah mutlak perlu sebagai prasyarat kejayaan Islam.
"Kejayaan umat Islam pada abad-abad pertengahan juga didukung persatuan dan peran serta kedua kelompok umat Islam tersebut, " ujar Din.
Demikian dikatakannya pada Konferensi Islam Sedunia yang berlangsung di Teheran 4 sampai 6 Mei 2008. Konferensi dihadiri 400-an ulama dan zuama, baik dari kalangan Sunni maupun Syiah dari berbagai belahan dunia.
Din Syamsuddin yang berbicara pada sesi pertama bersama enam tokoh Islam lainnya menegaskan bahwa antara Sunni dan Syiah ada perbedaan, tapi hanya pada wilayah cabang (furu’yat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah), karena keduanya berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajad penghormatan terhadap Ali bin Abi Thalib.
Maka, lanjut Din Syamsuddin, kedua kelompok harus terus melakukan dialog dan pendekatan. Seandainya tidak dicapai titik temu maka perlu dikembangkan tasamuh atau toleransi. Seluruh elemen umat Islam dalam kemajemukannya perlu menemukan “kalimat sama” (kalimatun sawa) dalam merealisasikan misi kekhalifahan di muka bumi.
Selanjutnya, dalam menghadapi tantangan terhadap umat Islam dewasa ini, Din sampaikan, umat Islam perlu menemukan dalam dirinya “musuh bersama” (aduwwun sawa). Dua hal ini, “kalimatun sawa” (common platform) dan “aduwwun sawa” (common enemy) adalah faktor kemajuan umat.
"Namun perlu dipahami bahwa “musuh bersama” itu terdapat di dalam diri umat Islam yaitu kemiskinan dan keterbelaangan, " imbuhnya. (novel)