Kemiskinan adalah masalah bersama yang perlu segera ditangani, untuk itu perlu kerjasama negara dan ormas dalam penanganannya. Komitmen negara-nagara maju untuk menyisihkan 0,7 persen dari GDP mereka bagi pengentasan kemiskinan, juga harus dilaksanakan secara konsisten.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam presentasinya pada pertemuan di Gedung PBB, Newyork, yang bertajuk High Level Consultation of Religious Leaders with Heads of States and Government on MDGs.
Pertemuan tersebut dimulai bersama dengan Sidang Umum PBB dan arahan dari Sekjen PBB Ban Ki Moon, Kamis lalu. Dalam pertemuan tersebut Din Syamsuddin diundang sebagai Presiden Kehormatan World Conference on Religion for Peace (WCRP) bersama 8 tokoh agama dunia, untuk meyakinkan para pemimpin negara-negara maju, untuk melaksanakan komitmen mereka dalam permasalahan kemiskinan.
Dalam presentasinya dengan tema Kemitraan Pemerintah dan Umat Beragama dalam Pencapaian MDGs, Din mengharapkan, adanya hubungan yang sinergis antara ormas-ormas keagamaan dengan pemerintah dalam permasalahan kemiskinan, karena pencapaian MDGs (millennium Development Goals), adalah juga tanggung jawab keagamaan yang harus ditunaikan.
Menurutnya, delapan Amanat MDGs seperti, kemiskinan, kelaparan, wajib pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan, lingkungan hidup, dan yang lainnya merupakan amanat penting dalam agama.
Untuk pencapaian MDGs, Din mengingatkan, agar semua pihak tidak bekerja atas dasar beyond politics, tetapi melakukannya atas dasar kemanusiaan. "Disinilah titik temu pandangan semua pihak, bahwa, semuanya berjuang atas dasar, one humanity, one destiny, one responsibility,” jelasnya. (novel)