Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan, kehadirannya dalamHari Ulang Tahun Ke-34PDIP kemarin (Rabu, 10/01) di Bali, bukandalam rangka pencalonannya sebagai pasangan Megawati Soekarnoputri, melainkan dalam rangka membantu proses revitaliasi organisasi dakwah (Baitul Muslimin) dalam partai berlambang banteng itu.
Menurutnya, organisasi dakwah PDIP selama ini tidak dikelola secara baik, dan umat Islam yang jumlah sekitar 190 juta sepenuhnya tidak terjangkau oleh seluruh ormas Islam, maka sebagai partai politik yang memiliki massa umat Islam cukup banyak dapat menjadi sayap untuk memperluas ruang lingkup dakwah.
"Untuk kepentingan dakwah, saya sering menggarisbawahi bahwa apa yang diperjuangankan PDIP membela ‘wong cilik’ begitu slogannya, dan dari bahasa agama ini adalah kaum dhuafa, jadi ada titik temu, "katanya usai bertemu Ulama Internasional Yusuf Al-Qaradhawi, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis(11/01).
Sementara mengenai masuknya Din dalam pencaloan tahun 2009, Ia menegaskan, belum berfikir kearah itu, karena masih berkonsentrasi mengemban amanat Muktamar Muhammadiyah sebagai ketua umum yang tidak ringan, serta sedang berupaya memperkuat dan menyelesaikan konflik antara kelompok-kelompok yang ditanah air.
"Sebagai muslim saya bersyukur apabila ada memberikan penghargaan, sebagai manusia saya merasa tersanjung, namun sampai saat ini saya tidak sempat berpikir tentang pencalonan 2009, sebab masih konsentrasi di Muhammadiyah, ” tandasnya.
Pemerintah SBY Diminta Kurangi ‘Tebar Pesona’Mengenai Pidato Ketua Umum PDIP Megawati dalam HUT Ke-34 PDIP, Din menganggap, hal merupakan sebuah pernyataan yang sifatnya sangat subyektif dan relatif, serta merupakan sebuah kritik yang berasal dari partai oposisi.
"Saya mengikuti pidato tersebut dari awal hingga akhir dan itu merupakan pidato yang wajar, saya pikir itu biasa saja dan tidak usah terlalu dipikirkan, "ujarnya.
Menurutnya, dalam pidato Megawati tersebut jelas menunjukan sikap yang tegas bahwa PDIP merupakan partai oposisi penuh dan tidak setengah-setengah. Dan dalam penilaian itu kegagalan pemerintah SBY-JK itu dilihat dari indikator peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran. (novel)