Diera digital society seperti saat ini, prilaku seperti itu seharusnya dapat dihindari, sebab pada akhirnya publik akan menilai para pendukung rezim saat ini bukanlah orang-orang terpuji yang memiliki jiwa dan karakter kenegarawanan karena menjadi manusia pembenci dan selalu menyimpan dendam serta permusuhan di saat seluruh umat muslim diseluruh dunia bermaaf-maafan dan saling bersilaturahmi.
Miris sekali prilaku para pendukung rezim yang mengaku paling pancasilais dan paling mencintai indonesia, serta merasa paling bhineka, ternyata itu semua bohong belaka. Karena jelas sudah prilaku yang mereka pertontonkan dihadapan publik disaat idul fitri, bukanlah cermin dari sikap seorang yang pancasilais, mencintai nkri dan sama sekali tidak menghargai kebhinekaan yang seringkali mereka suarakan.
Secara pribadi saya ingin menyatakan, prilaku intoleran yang dilakukan oleh pendukung rezim terhadap gubernur Anis Rasyid Baswedan saat perayaan hari kemenangan tersebut, adalah hal paling menjijikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Para pendukung rezim sepertinya tidak tahu bagaimana memaknai idul fitri dan menjalin silaturahmi dihari yang dipenuhi rahmat dan karunia sang khaliq.
Untuk itu sudah selayaknya pihak istana untuk membuat pernyataan kepada publik dengan meminta maaf kepada Gubernur Anis terhadap sikap konyol yang dilakukan oleh para pendukung tuan presiden jokowi, yang sudah sangat keterlaluan dan berlebihan tersebut karena telah sangat mencoreng lembaga kepresidenan, karena hal tersebut dilakukan didalam istana bogor.
Sebagai pesan penutup, semoga saja agenda open house di acara hari raya ditahun yang akan datang tidak akan terjadi hal yang seperti saat ini. Dan berharap para pendukung maupun relawan 2019GantiPresiden tidak mengikuti prilaku tidak terpuji seperti yang dilakukan oleh para pendukung rezim saat ini. (kl/swamedium)
*Oleh: Pradipa Yoedhanegara, Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik