Empat dari enam siswa peserta olimpiade Matematika mengadu ke DPR karena gagal diberangkatkan untuk berlomba di Slovenia. Mereka adalah Irvan, Albert Gunawan, Win Mulyadi dan Afkar Aulia.
Menurut anggota Komisi I Djoko Susilo yang mendampingi mereka, mereka tak jadi berangkat bukan karena ketidaksiapan mereka untuk bertangding tetapi karena kelambanan pihak Depdiknas dalam mengurus perlengkapan.
“Menurut saya ini akibat kebobrokan dan kemalasan aparat Depdiknas. Mereka lalai sehingga visa mereka tidak keluar,” ujar Djoko kepada pers di Gedung DPR Jakarta, Rabu (12/7).
“Mereka terlambat mengurus visa para duta bangsa ini, padahal semuanya sudah beres dan hanya karena visa itu semua gagal.Saya minta Mendiknas mengambil tindakan terhadap aparat yang bobrok dan malas itu, karena saya sudah tanyakan ke Deplu bila ini diurus benar paling lama tiga hari visa keluar,” sambungnya.
Ia menjelaskan, seharusnya pada 12 Juli ini mereka sudah bertanding untuk menguji kemampuan mereka. Oleh karena itu, politisi PAN ini menyesalkan sikap pemerintah itu. “Ini sangat-sangat disesalkan, betapa mereka sudah melalui proses yang panjang hingga tepilih menjadi yang terbaik tapi gagal hanya karena kebobobrokan birokrasi di Diknas,” paparnya.
Atas kejadian yang memprihatinkan ini, kata Djoko, betapa bangsa ini diurus dengan cara yang sangat buruk. “Diknas itu minta anggaran tahun depan naik 100 persen tapi kerjanya seperti ini. Jangan-jangan kalau semakin banyak anggaran mereka semakin malas,” kritiknya.
Di tempat yang sama, Albert Gunawan dari SMAN Singaraja Bali mengaku kecewa dengan batalnya keberangkatan mereka ke Slovenia. Apalagi mereka sudah sejak jauh hari mempersiapkan diri untuk beradu kemampuan dengan kemampuan anak-anak dari negara lain. "Paling tidak selama ini kita fokus ke matematika tetapi kenyataannya batal berangkat," katanya.
Albert mengaku malu dan kecewa dengan sikap Diknas. ”Kita akan malu kalau ini kegagalan saya dan teman-teman. Tapi ini kesalahan dipihak Diknas jadi ya urusan mereka lah,” ujar dia. (dina)