Namun tidak disadari, mitos yang salah ini justru menjadi olok-olok antek-antek Belanda yang mengatakan, bahwa sangat memalukan, negara sebesar Indonesia dapat dijajah oleh negara yang luasnya lebih kecil dibangdingkan dengan Pulau Jawa.
Asal Mula
Orang-orang Belanda yang pertama kali menginjakkan kaki di Banten adalah bersaudara de Houtman, tahun 1596 sebagai pedagang.
VOC didirikan di Belanda pada 20 Maret 1602. Tahun 1603 VOC diberi izin mendirikan kantor dagang di Banten. Pieter Both menjadi Gubernur Jenderal perrtama (1610 – 1614) dari ‘Kongsi Dagang’ tersebut.
Tahun 1611 Pieter Both memindahkan kantornya ke Jayakarta. VOC mendapat izin mendirikan rumah kayu dengan fondasi batu sebagai kantor.
Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal VOC keempat (1618 – 1623). Pada 30 Mei 1619 sang tamu yang tidak diundang menyerang dan mengalahkan Jayakarta, yang kemudian namanya diganti menjadi Batavia.
Tanggal 30 Mei 1619 dapat ditetapkan sebagai awal penjajahan Belanda di Asia Tenggara/Nusantara
Jajahan Belanda kedua adalah Kepulauan Banda tahun 1621.
Kemudian Belanda satu-persatu mengalahkan kerajaan-kerajaan dan kesultanan-kesultanan di Asia Tenggara/Nusantara.
Kerajaan-kerajaan/kesultanan terakhir yang dikuasai Belanda antara lain adalah Kesultanan Aceh (menurut Belanda) tahun 1904, Kerajaan Badung, Bali tahun 1906, Kerajaan Batak tahun 1907 dan Kerajaan Klungkung tahun 1908.
Kesultanan dan kerajaan-kerajaan tersebut berada di bawah administrasi Nederlands Indie hanya sekitar 30 tahun.
Di masa penjajahan Belanda, tahun 1850 seorang bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl menulis di suatu Journal dan menamakan wilayah jajahan Belanda sebagai ‘Indunesia.’ Namun dia kemudian menggunakan kata Melayunesia.