Dibongkar Pengamat Intelijen UI: Tidak Ada Aktor Tunggal di Balik Demo Ciptaker

“Ketika buruh dan mahasiswa menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja, tapi dia menyuarakan lengserkan presiden, anti-investasi dari etnis tertentu,” bebernya.

Menurutnya, kelompok kedua ini juga patut untuk diwaspadai.

“Nah, dia itu penumpang gelapnya. Ini memang harus diwaspadai,” tegasnya.

Sedangkan kelompok ketiga, sambungnya, juga adalah penumpang gelap.

Di antaranya adalah massa dari kelompok anarko dan massa dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang beberapa anggotanya sudah ditangkap kepolisian.

Kelompok Anarko, dinilai Stanislaus menjadi yang paling dominan sebagai pelaku kerusuhan.

Ciri kelompok ini adalah menyerang polisi dan membakar fasilitas umum.

Ia mengurai, kelompok anarko adalah orang-oran yang bertindak anarkis dan tidak mengakui adanya pemerintah.

“Cara dia tak mengakuinya dengan melakukan vandalisme atau perusakan. Kelompok ketiga ini cenderung politis,” jelasnya.

Karena itu, ia meminta polisi agar tidak usah ragu-ragu dalam bertindak tegas.

Jika memang sudah menemukan bukti kuat, maka polisi diharapkan cepat melakukan penangkapan dan memproses hukum para pelaku.

“Kalau sudah ada bukti kuat, langsung tangkap aja terus diproses. Yang penting ada bukti,”

“Jadi polisi bekerja berdasarkan bukti kan bukan asumsi,” tandas Stanislaus. (psid)