Cak Nun lalu bercerita salah satu momen paling membekas dirinya dengan Rendra. Pada suatu hari Rendra datang ke Pendopo Kadipiro, kediaman Cak Nun di Yogyakarta.
Di pertemuan itu, Rendra bertanya ke Cak Nun mengenai arti sebenarnya tauhid dalam satu kata.Cak Nun menjawab bahwa tauhid itu adalah ngawiji.
Ternyata kata Ngawiji itu kan sangat legendaris dalam pengalaman kultural dan batiniah Rendra.
“Mendengar kata ngawiji itu dia merembeng, terus dia meneteskan air mata terus menangis tersedu-sedu di pangkuan saya,” kata Cak Nun.
Menurut Cak Nun, kata ngawiji itu sangat rohaniah dalam kultur Jawa. Ngawiji artinya menyatu.
“Jadi tauhid itu menyatukan diri kepada Allah tergantung konteks nya. Kalo konteksnya kekuatan, yang tidak berdaya menyatu kepada Yang Berdaya. Karena manusia tidak berkuasa, menyatu kepada Yang Berkuasa,” jelas Cak Nun.
Mendengar arti tauhid adalah ngawiji membuat Rendra bersyukur karena mengalami sebuah keindahan dalam hidup.
“Jadi menurut Mas Willy, terjemahan tauhid menjadi ngawiji sangat indah karena dia seorang seniman. Jadi dia nomor satu sensornya adalah sensor keindahan. Rendra itu sangat peka dengan keindahan. Jadi hidupnya Rendra itu operating systemnya adalah keindahan,” ujar Cak Nun. [Suara]