Eramuslim – Julukan “Kota Santri” bagi Kota Tasikmalaya, tentunya bukan predikat sembarangan. Kehadiran ratusan Pondok Pesantren sekaligus visi misi Pemkot Tasik yang religus, menjadi alasan pemberian julukan. Tapi di balik itu semua, ternyata masih ada saja Muslimah yang dilarang mengenakan jilbab di kota yang dijuluki Kota Santri.
Perempuan berinisial D memaparkannya kepada Republika soal kesulitannya mengenakan jilbab di tempatnya bekerja. D memilih merahasikan identitasnya guna menjaga diri agar tidak dipecat oleh kantornya.
D sendiri saat ini tengah bekerja di salah satu penyedia jasa kecantikan kulit di Kota Tasikmalaya. D menduga pemilik kantornya yang notabene non-Muslim sengaja membuatnya sulit mengenakan jilbab.
“Selama kerja di sini enggak boleh pakai jilbab, sudah beberapa tahun kerja di sini. Sudah tanya ke bos, tapi alasannya katanya enggak boleh aja, apalagi ini kerja di klinik kecantikan,” katanya, belum lama ini.
Perempuan muda tersebut mengaku, hanya ingin menjalankan syariat agamanya. Ia merasa risih dengan pandangan orang-orang padanya saat tak mengenakan jilbab ketika bekerja. Tetapi, D tak punya banyak pilihan pekerjaaan. Ia terjebak dengan pilihan tak mengenakan jilbab dengan gaji cukup besar atau menganggur.
“Risih kalau enggak pakai jilbab di kantor. Padahal, sehari-harinya saya ya pakai jilbab, tapi bagaimana lagi, susah mencari pekerjaan, jadi tetap bertahan di sini,” ucapnya.