Eramuslim.com – Sebanyak 60.000 pekerja di industri tekstil Indonesia telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat ambrolnya nilai rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat. Umumnya, yang melakukan PHK adalah perusahaan yang orientasi pasarnya domestik. “Semuanya yang berorientasi domestik rata-rata sudah menghentikan produksi sehingga ini mengurangi banyak tenaga kerja di Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat.
Diungkapkan Ade, kalangan pengusaha tekstil yang tergabung dalam API mengaku sangat mengkhawatirkan kondisi sekarang ini. Pelemahan rupiah akan semakin menekan laju produksi hingga 35%, terutama perusahaan tekstil yang berorientasi di pasar domestik.
Selain memberhentikan pekerja, kata Ade lagi, banyak perusahaan tekstil mulai memangkas jam operasional kerja para pegawai, yang semula 40 jam per minggu kini menjadi 25 jam per minggu. “Kini, pelemahan rupiah telah merambat ke sektor hulu pertekstilan yang berproduksi dalam pembuatan kain dan benang,” tutur Ade.(rd)