Di Masa Ahok, Iedul Fitri dan Iedul Adha di Jakarta Tidak Meriah

anti ahokEramuslim.com – Di masa kepemimpinan Ahok, Ibukota Jakarta kehilangan dua momen besar dan bersejarah yang dulunya menjadi ruh bagi kota yang dulu dikenal sebagai Benteng Kaum Muslimin ini. Dahulu, di malam takbiran, kaum Muslimin bebas merayakan kemenangannya setelah berpuasa selama satu bulan penuh dengan melakukan takbir keliling yang biasanya diikuti dengan konvoi atau karnaval di berbagai ruas jalan ibukota. Namun itu semua tidak ada sejak Ahok duduk sebagai Gubernur DKI menggantikan Jokowi.

Biasanya, tak lama setelah Iedul Fitri, warga ibukota kembali bersiap dengan meriah mempersiapkan diri menghadapi hari raya Iedul Adha. Satu bulan sebelum hari-H, di pinggir jalan-jalan ibukota kita bisa melihat pemandangan yang sangat khas, yaitu tempat-tempat penjualan hewan, berupa domba, kambing, atau pun sapi, lengkap dengan kandang dan sebagainya.

Namun Ahok melarang ini semua. Bahkan untuk pemotongan hewan pun, gubernur yang satu ini melarang sekolah-sekolah, masjid dan mushola, lingkungan warga, dan sebagainya, melakukan pemotongan hewan kurban. Ahok menginstruksikan pemotongan hewan kurban dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH). Instruksi ini diterapkannya dalam menyambut Hari Idul Adha 1436 H yang jatuh pada tanggal 24 September 2015, mendatang.

“Semua (hewan kurban) harus dipotong di tempat pemotongan. Kami nggak bisa (sediakan tempat),” kata Basuki usai menghadiri pembukaan acara Jak-Japan Matsuri 2015 di Atrium Plaza Senayan (6/9).

Ahok, sapaan akrab Basuki menyebut pihaknya sudah bekerja sama dengan Dharmajaya untuk menyediakan rumah pemotongan hewan sebagai tempat menyembelih hewan kurban. “Kami telah bekerja sama dengan Dharmajaya dan Kementerian Pertanian.”

Pelarangan itu diketahui telah tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 168 Tahun 2015 tentang Pengendalian, Penampungan, dan Pemotongan Hewan. Instruksi gubernur (ingub) itu berisi imbauan kepada instansi pemerintah di tiap-tiap kota administrasi untuk melakukan pemotongan di RPH Ruminantia, Cakung dan Pulogadung, Jakarta Timur. Imbauan ini juga sudah disosialisasikan ke masing-masing kelurahan di Jakarta.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menyebut sosialisasi juga dilakukan dengan pemasangan spanduk di pinggir-pinggir jalan Ibu Kota. “Sudah, sudah (disosialisasikan),” ujarnya.

Pada spanduk tersebut juga pedagang hewan kurban dilarang berjualan di fasilitas umum dan trotoar. Selain itu, tidak boleh ada tempat penjualan hewan kurban di jalur hijau dan taman kota. Hal ini bertujuan sebagai upaya dalam rangka penertiban lokasi penampungan dan penjualan hewan kurban yang tidak resmi. Bahkan salah satu alasan Ahok dalam hal melarang pemotongan hewan kurban adalah menjaga kesehatan dan menghindari penyakit=penyakit yang tidak diinginkan.

“Sepanjang sejarah berabad-abad menyembelih hewan kurban di Jakarta, atau di manapun, tidak pernah ada kabar ada penyakit akibat yang ditimbulkannya. Lain hal jika yang disembelih itu babi atau anjing, mungkin, pasti akan timbul penyakit!” ketus salah seorang ustadz kampung di Jakarta Selatan yang akan tetap merayakan Iedul Adha, menyembelih hewan kurban, di masjid.

“Emang Ahok siapa yang milih? Warga Jakarta dulu milih Jokowi, bukan Ahok. Ahok itu ketiban untung aja sejak Jokowi jadi presiden. Jangan lagi deh orang kayak gini dipilih mimpin Jakarta, bisa rusak Islam!” ujarnya lagi. (rd)