Di Bidang Ekonomi, KAMI Soroti Masalah Utang, Pertumbuhan Minus, Ketimpangan, Hingga Ketidakmampuan Tangani Corona

Eramuslim – Masalah ekonomi menjadi sorot pandang pertama dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang pada hari ini, Selasa (18/8) akan mendeklarasikan diri dan mengeluarkan maklumat di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta.

KAMI menilai pembangunan ekonomi nasional telah gagal dalam membebaskan bangsa dari ketergantungan pada utang luar negeri, investasi asing, dan produk impor.

Pemerintah juga gagal dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masalah ekonomi semakin runyam lantaran utang luar negeri yang kian membengkak, produk impor bertebaran, dan puncaknya laju ekonomi mengalami kontraksi di angka minus 5,32 persen pada kuartal II 2020.

“Tentu ini membawa dampak buruk bagi melemahnya daya beli rakyat, menurunnya ketersediaan bahan pangan, meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan, diiringi oleh timpangnya struktur kepemilikan rakyat secara proporsional terhadap sumberdaya ekonomi, produksi dan distribusi,” bunyi Maklumat Menyelamatkan Indonesia dari KAMI yang diterima redaksi, Selasa (18/8).

KAMI juga mencatat bahwa sebelum Covid-19 mewabah, jumlah penduduk miskin dan rentan miskin tidak kurang dari 100 juta jiwa. Sementara rakyat yang menderitOkea lapar kronis mencapai 22 juta jiwa.

“Sementara kontraksi ekonomi akibat Covid-19 telah membuat jumlah dan tingkat penderitaan rakyat miskin serta mereka yang mengalami kelaparan meningkat tajam,” sambung keterangan yang turut mencantumkan 153 nama deklarator KAMI tersebut.