Pasokan hewan kurban dipastikan dapat mencukupi kebutuhan hari raya Idul Adha, meskipun Departemen Pertanian menyatakan stok kambing dan sapi pada tahun ini berkurang dibanding tahun lalu.
"Biasanya lonjakan kebutuhan sapi, kambing, ataupun domba saat hari raya kurban naik 20 persen dibanding bulan sebelumnya. Tetapi saya melihat dengan naiknya bahan pokok, daya beli untuk berkurban menurun, lonjakan kebutuhan tidak sebesar tahun sebelumnya, "ungkap Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D Soedjana, di Jakarta, Rabu(12/12).
Menurutnya, saat ini populasi ternak memang berkurang, seperti dipusat peternakan sapi di Jawa Tengah dan jawa Timur, selain itu juga meningkatnya biaya transportasi membuat pengiriman ternak ke kota besar hanya dilakukan saat kebutuhan tinggi.
"Pada hari raya kurban yang berpengaruh adalah ketersediaan stok dan sistem distribusinya, "imbuhnya.
Seperti diketahui, populasi kambing lokal mencapai 10, 5-11 juta ekor pertahun, untuk sapi lokal hanya sekitar 1 juta ekor, ditambah dengan sapi impor sekitar 350-400 ribu ekor. Sedangkan pertahunnya, tingkat pemotongan sapi sekitar 1, 5 juta ekor, dan di tahun ini diprediksikan turun sekitar 1, 2 juta ekor.
Untuk stock sapi sendiri, lanjut Tjeppy, Indonesia masih mengandalkan impor dari Selandia Baru dan Australia sebanyak 30 persen, hal ini disebabkan populasi sapi lokal mengalami penurunan sehingga hanya bisa memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan nasional.
Namun, karena masih defisit itulah maka berdasarkan UU No. 6/1967 ada pelarangan ekspor sapi betina, yang diperbolehkan hanya sapi jantan yang telah dikebiri. (novel)