Deptan: Beras Langka, Masyarakat Panik

Seiring dengan melambungnya harga beras di beberapa daerah, seperti di Jakarta, Jawa dan Sumatera, Departemen Pertanian mengisyarat terjadinya panic buying (kepanikan membeli beras) di sejumlah tempat yang mengalami kelangkaan beras tersebut.

Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriantono mengatakan, panic buying itu terjadi karena adanya gangguan psikologis konsumen yang mengkhawatirkan harga beras yang melambung, serta pasokan beras yang berkurang itu juga akan memberikan pengaruh pada masyarakat.

”Ini terjadi karena adanya masa kekeringan yang berkepanjangan, tapi penurunan pasokan tersebut tidak sampai drastis sebab ada beberapa daerah yang persediaan berasnya masih stabil,” tandasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, di Jakarta, Rabu (13/12).

Ia menambahkan, kondisi lain yang menyebabkan masyarakat resah, adalah banyaknya para spekulan yang melakukan penimbunan beras, sehingga pasokan beras menjadi berkurang. Meski demikian, Anton tidak mau merinci daerah mana saja yang mengalami kepanikan membeli beras tersebut.

”Panic buying memang ada, dan itu karena masyarakat terpengaruh isu kelangkan beras,” ujarnya.

Mentan berharap, agar harga beras tidak semakin melambung tinggi sehingga tidak lagi menimbulkan keresahan di masyarakat. Oleh karenanya Pemerintah Daerah segera menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras, sehingga pada saat dilakukan operasi pasar, Bulog bisa memberikan subsidi beras. (novel)