Untuk membuktikan kebenaran identitas jenazah pelaku Bom Bali I Dulmatin, yang dinyatakan tertembak di Kota Tawi-tawi Filipina Senin(18/2) lalu, Pemerintah RI harus menunggu hasil test DNA selama satu pekan.
"Saat ini yang terkait dengan Dulmatin pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka masih melakukan penelitian DNA, setidaknya butuh waktu paling tidak satu minggu untuk bisa memastikan melalui pmeriksaan DNA itu, untuk dapat mematikan mayat di Tawi-tawi itu adalah mayat Dulmatin, hingga kini kita terus melakukan pemantauan dari proses pemeriksaan DNA tersebut, "ujar Juru Bicara Deplu Kristiarto Soerjo Legowo dalam media briefing, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at(22/2).
Menurutnya, sejak ditemukan jenazah atas nama Zikar Jalihul sebagai jenazah Dulmatin, pemerintah terus melakukan kontak dengan perwakilan RI di Manila, untuk memperjelas informasi itu dengan melayangkan nota diplomatik, tetapi belum memperoleh jawaban.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Deplu Teguh Wardoyo mengatakan, informasi tertangkap dan tertembaknya Dulmatin ini sudah keempat kalinya, tetapi pemerintah Indonesia belum mendapatkan akses kekonsuleran.
"Ini sudah keempat kalinya, jangankan akses konsuler, tanggapan saja belum ada, "imbuh Teguh.
Ia menegaskan, semestinya sebagai sesama negara Asean, Filipina dapat dengan mudah memberikan akses untuk memperoleh konfirmasi yang jelas.
Umar Pathek ‘Katanya’ Ikut Tertembak
Klaim penemuan jenazah Dulmatin, juga bersamaan dengan infomasi rekannya yakni Umar Pathek yang mengalami luka-luka dalam sebuah operasi militer yang dilancarkan oleh Angkat Bersenjata Filipina.
"Mengenai hal itu, saya ingin sampaikan bahwa hal semacam ini, beberapa waktu yang lalu telah pernah kita dengar berulang kali dan tentunya sesuai dengan prosedur yang ada kita telah meminta perwakilan RI di Manila dan di Dafau, untuk memastikan fakta itu, "jelas Kristiarto.
Bedasarkan pengalaman yang sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, tambahnya, diketahui infomasi tersebut tidak benar dan memilik dasar yang kuat."Saya sudah kontak dengan KBRI di Manila, bahwa ada stetment Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, menyatakan mereka sendiri belum dapat memastikan apakah Umar Pathek mengalami luka-luka akibat operasi militer yang mereka lakukan, "tandasnya.(novel)