Departemen Luar Negeri meminta Uni Eropa lebih mawas diri, selama ini Uni Eropa hanya memberlakukan larangan terbang bagi maskapai, karena dinilai tingkat keselamatannya rendah. Kecelakaan pesawat Spanair MD-82 di Madrid, Spanyol diharapkan bisa menyadarkan Uni Eropa (UE) untuk segera mencabut larangan terbang bagi maskapai Indonesia.
"Kita berharap mereka jadi mawas dirilah, bahwa kecelakan itu dapat menimpa siapa saja, " ujar Jubir Deplu Teuku Faizasyah dalam media briefing, di Kantor Deplu, Jakarta, Jumat (22/8).
Ia meminta, UE berkaca bahwa kecelakaan dapat menimpa maskapai penerbangan mereka sendiri. "Saya juga mendengar bahwa maskapai ini adalah maskapai dengan budget air yang murah. Kita hanya berharap mereka berefleksi, " jelas Faiz.
Faiza juga mengaku mengetahui penyebab kecelakaan tersebut karena kerusakan mesin, bukan faktor cuaca atau manusia.
Ketika ditanya apakah kecelakaan itu akan dijadikan pertimbangan soal larangan terbang. "Mungkin Dephub bisa menjadikan ini sebagai appeal mereka. Dari sisi Deplu, kita belum melihat ke arah sana, " imbuh dia.
Pemerintah Spanyol hingga saat ini masih mengidentifikasi seluruh jenazah korban pesawat Spanair. Akan tetapi Spanyol menolak bantuan Indonesia untuk membantu proses identifikasi. Begitu pula bantuan kepada Spanyol datang juga dari negara-negara sahabat, namun juga tidak diterima.
"Kita tawarkan bantuan. Misalnya untuk membantu identifikasi ciri-ciri korban WNI yang jadi korban, tapi mereka menolak, " ujarnya
Lebih lanjut Faizasyah menjelaskan kalau seluruh jenazah dikumpulkan di sebuah lokasi dekat bandara. Termasuk satu orang WNI yang menjadi korban Nguni Toka Rondonuwu (31 tahun).
Kecelakaan pesawat naas itu terjadi di Bandara Internasional Barajas, Madrid, pada Rabu 20 Agustus pukul 14.45 waktu setempat. Pesawat Boeing bernomor penerbangan JK5022 yang hendak menuju Las Palmas, Canary Islands, ini gagal lepas landas.
Dari 172 penumpang dan kru pesawat, 153 orang dinyatakan tewas. Dalam konferensi persnya, Menteri Perhubungan Alvarez menyebut 19 orang yang selamat dilaporkan terluka parah. (novel)