Departemen Luar Negeri mengingatkan pada para pengunjuk rasa yang menolak kedatangan Bush agar tidak melakukan penghinaan terhadap lambang-lambang negara lain, serta dapat menghindari tindakan yang anarkis.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Deplu Desra Percaya dalam media briefing, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (17/11). Ia mengungkapkan, "Berbagai aksi unjuk rasa tetap bisa dilakukan dengan damai, tidak anarkis, dengan kerangka kesantunan demokrasi yang cinta damai."
Menurutnya, kunjungan Bush ini hendaknya dilihat sebagai kunjungan balasan dan bertujuan membangun kemitraan seperti dilakukan Indonesia dengan negara lainnya. Namun terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, dan sebagai umat Islam serta sebagai negara yang mempunyai nilai budaya tinggi, harus dapat menerimanya dengan baik.
Meski demikian Desra menegaskan, sikap penolakan ini hendaknya dilihat sebagi hikmah atas demokrasi, yang sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
"Kalau Bush ke Bogor enggak ada demo itu menjadi hal yang aneh, karena kemanapun dia pergi pasti didemo, kita sebagai negara demokratis enggak bisa melarang dong," tukasnya.
Ia menambahkan, penyambutan terhadap Bush merupakan hal yang wajar, ini dilakukan sebagai hasil dari dialog kedua negara, agar kunjungan ini dapat berjalan dengan aman dan lancar.(novel)