Deplu Komitmen Pulangkan TKI di Irak

Departemen Luar Negeri (Deplu) menegaskan kembali komitmen untuk memulangkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masih terjebak dalam wilayah konflik di Irak. Untuk kelancaran proses pemulangan itu, perwakilan RI terus menjalin kerjasama dengan otoritas setempat dan International Organization of Migration (IOM) yang sedang beroperasi dan melakukan misi kemanusiaan di Irak.

"Kita melihat ada sekian warga Indonesia yang katakan "terjebak’ di sana, dan tentunya kita mempunyai komitmen untuk memproses pemulangan mereka, dan saat ini kalau tidak salah kita sudah memulangkan paling tidak ada tiga orang, dan pekan lalu ada satu yang berhasil kita pulangkan, " ujar Juru Bicara Deplu Kristiarto Soejo Legowo kepada wartawan, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at (11/4).

Ia mengakui, untuk mendapatkan akses ke wilayah Irak memang tidak mudah karena kondisi yang tidak kondusif, sehingga pihaknya membutuhkan waktu untuk memulangkan para TKI yang berada sana. Namun dari sekitar 20-30 WNI tersebut masih harus berada di daerah konflik itu menjalankan pekerjaannya, karena mereka bekerja pada sebagai tenaga trampil.

Sebelumnya, pada Selasa (8/4) lalu, para keluarga TKI melalui Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) yang meminta bantuan pada mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk memulangkan para TKI di Irak. Tetapi, Kristiarto belum memastikan siapa saja pihak keluarga TKI yang meminta bantuan pada Gus Dur.

"Saya tidak tahu mana yang dirujuk, tentunya kepada kita harus diberikan nama siapa yang dirujuk, untuk kemudian kita tindak lanjuti, kita memang mempunyai list ya dari informasi yang kita dapatkan dilapangan. Ada juga nama-nama yang atas permintaan mereka tidak sampaikan kepada media, " jelasnya.

TKIBekerja di Camp Militer

Mengenai ada penyekapan terhadap TKI yang bekerja di Irak seperti yang dilaporkan oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Kristiarto memastikan bahwa tidak ada TKI yang disekap di camp militer di Baghdad, adapun mereka yang berada di tempat itu karena bekerja sebagai teknisi dan juru masak dengan gaji yang memadai.

Lebih lanjut Ia mengatakan, para pekerja di camp militer itu memang harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada, dengan alasan keamanan diri sendiri, sehingga mereka tidak bisa seenaknya saja keluar dari tempat tersebut.

"Mereka juga tidak mau begitu saja keluyuran ke mana-mana, karena mereka sadar betul situasinya bukan situasi yang normal. Sehingga atas dasar kesadaran sendiri mereka tinggal di camp tersebut, saya tidak tahu mana yang dirujuk, tentunya kepada kita harus diberikan nama siapa yang dirujuk, " kata Kris.

Kemungkinan kerjsama dengan ormas Islam seperti PBNU dan Muhammadiyah untuk menangani masalah TKI di Irak. Kristiarto menyatakan, pihaknya terbuka bekerjasama dengan pihak manapun, akan tetapi Deplu akan memilih pihak paling dekat dan lebih berwenang dalam penyelesaian kasus tersebut. (novel)

Deplu Komitmen Pulangkan TKI di Irak

Departemen Luar Negeri (Deplu) menegaskan kembali komitmen untuk memulangkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masih terjebak dalam wilayah konflik di Irak. Untuk kelancaran proses pemulangan itu, perwakilan RI terus menjalin kerjasama dengan otoritas setempat dan International Organization of Migration (IOM) yang sedang beroperasi dan melakukan misi kemanusiaan di Irak.

"Kita melihat ada sekian warga Indonesia yang katakan "terjebak’ di sana, dan tentunya kita mempunyai komitmen untuk memproses pemulangan mereka, dan saat ini kalau tidak salah kita sudah memulangkan paling tidak ada tiga orang, dan pekan lalu ada satu yang berhasil kita pulangkan, " ujar Juru Bicara Deplu Kristiarto Soejo Legowo kepada wartawan, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at (11/4).

Ia mengakui, untuk mendapatkan akses ke wilayah Irak memang tidak mudah karena kondisi yang tidak kondusif, sehingga pihaknya membutuhkan waktu untuk memulangkan para TKI yang berada sana. Namun dari sekitar 20-30 WNI tersebut masih harus berada di daerah konflik itu menjalankan pekerjaannya, karena mereka bekerja pada sebagai tenaga trampil.

Sebelumnya, pada Selasa (8/4) lalu, para keluarga TKI melalui Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) yang meminta bantuan pada mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk memulangkan para TKI di Irak. Tetapi, Kristiarto belum memastikan siapa saja pihak keluarga TKI yang meminta bantuan pada Gus Dur.

"Saya tidak tahu mana yang dirujuk, tentunya kepada kita harus diberikan nama siapa yang dirujuk, untuk kemudian kita tindak lanjuti, kita memang mempunyai list ya dari informasi yang kita dapatkan dilapangan. Ada juga nama-nama yang atas permintaan mereka tidak sampaikan kepada media, " jelasnya.

TKIBekerja di Camp Militer

Mengenai ada penyekapan terhadap TKI yang bekerja di Irak seperti yang dilaporkan oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Kristiarto memastikan bahwa tidak ada TKI yang disekap di camp militer di Baghdad, adapun mereka yang berada di tempat itu karena bekerja sebagai teknisi dan juru masak dengan gaji yang memadai.

Lebih lanjut Ia mengatakan, para pekerja di camp militer itu memang harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada, dengan alasan keamanan diri sendiri, sehingga mereka tidak bisa seenaknya saja keluar dari tempat tersebut.

"Mereka juga tidak mau begitu saja keluyuran ke mana-mana, karena mereka sadar betul situasinya bukan situasi yang normal. Sehingga atas dasar kesadaran sendiri mereka tinggal di camp tersebut, saya tidak tahu mana yang dirujuk, tentunya kepada kita harus diberikan nama siapa yang dirujuk, " kata Kris.

Kemungkinan kerjsama dengan ormas Islam seperti PBNU dan Muhammadiyah untuk menangani masalah TKI di Irak. Kristiarto menyatakan, pihaknya terbuka bekerjasama dengan pihak manapun, akan tetapi Deplu akan memilih pihak paling dekat dan lebih berwenang dalam penyelesaian kasus tersebut. (novel)