Indonesia kecewa dengan laporan pelapor khusus PBB Manfred Nowak soal HAM di tanah air, dalam laporan yang disampaikan dalam sidang Dewan HAM PBB itu dinilai kurang akurat.
Juru Bicara Deplu Kristiarto Soerjo Legowo mengatakan laporan itu tidak terlalu akurat, karena Nowak tidak berdiskusi dengan pejabat terkait dengan kasus HAM yang ada di Indonesia.
"Ada rujukan kekerasan terhadap perempuan, bagaimana mungkin dia bisa menyusun laporan yang terkait dengan tuduhan ada penyiksaan terhadap perempuan, tanpa mengadakan dialog dengan pejabat di Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang menangani masalah itu. Karena itu kita keberatan, " ujarnya dalam media briefing, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at(14/3).
Meskipun menyesalkan laporan itu, menurutnya, pemerintah Indonesia tetap menegaskan komitmennya sebagai anggota Dewan HAM untuk terus bekerja sama sesuai dengan mekanisme yang berlaku di Dewan HAM PBB.
"Kita tetap menganggap penting tugas para pelapor khusus Dewan HAM, bukan berarti kita akan menutup kerjasama, ini upaya bagian meningkatkan kerjasama, dan rencana aksi HAM nasional yang berlaku dari 2004-2009, " jelasnya.
Ia menambahkan, review tentang HAM di Indonesia bukan yang istimewa, karena seluruh negara yang menjadi anggota Dewan HAM PBB akan diperiksa terkait penerapan HAM di negaranya.
Dalam laporannya pada sidang sesi tujuh Dewan HAM PBB pada 10 Maret lalu, Nowak menyatakan, salah satunya masih banyak terjadi kekerasan di institusi pemerintahan, seperti kepolisian dan rumah tahanan.(novel)