Pemuatan ulang kartun Nabi Muhammad di media Prancis, Italia, Jerman dan Belanda, Norwegia dan Spanyol baru-baru ini menuai kecaman keras dari anggota DPR RI Komisi VIII H. Ma’mur Hasanuddin MA.
Ma’mur berpendapat, di saat hubungan negara-negara Barat dengan dunia Islam suram, seharusnya Barat lebih berhati-hati dan lebih menjaga toleransi beragama, jangan malah mengomporinya dengan tindakan-tindakan medianya yang menyudutkan ajaran atau keyakinan Islam. Demikian dikatakan Ma’mur di Bogor di sela-sela Muswil PKS DPW Jawa Barat, Jum’at (03/02/06).
Lebih lanjut politisi dari PKS itu menjelaskan, "Barat jangan selalu berkilah di balik kebebasan pers. Kebebasan pers itu harus proporsional dan harus disertai dengan tanggung jawab, sehingga tidak memicu gejolak dan keresahan sosial di masyarakat."
Ma’mur meminta agar pemerintah Indonesia, dalam hal ini Deplu segera memanggil Dubes Prancis, Italia, Jerman, Belanda, Norwegia dan Spanyol, untuk memberikan keterangan atas pemuatan ulang kartun yang melecehkan Nabi Muhammad yang pernah dimuat harian Denmark Jyllands-Posten. Selain itu, Ma’mur juga meminta agar Negara-negara itu meminta maaf kepada ummat Islam, terlebih lagi mereka yang berada di Indonesia sebagai negara dengan Muslim terbanyak di seluruh dunia.
Mantan Ketua DPW PKS Jawa Barat itu juga menyayangkan pemerintah SBY yang dinilainya tidak memberikan sikap dan tanggapan resmi terkait kasus pemuatan ulang kartun nabi itu di sejumlah negara Eropa.
Menurut Ma’mur, pemerintah Indonesia seharusnya lebih dulu memberikan tanggapan atas kartun itu. Pasalnya, Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia. Indonesia jangan ketinggalan dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah yang sampai pada tahapan pemboikotan produk-produk Denmark dan penarikan Dubes mereka di Denmark, seperti yang dilakukan Libya, Suriah dan Arab Saudi.
Ma’mur setuju agar masalah ini diselesaikan lewat jalur diplomatik dan tanpa kekerasan serta dengan dialog yang saling menghargai.(ilyas)