Departemen Luar Negeri Indonesia belum memperoleh informasi tentang rencana kedatangan delegasi Israel dalam Konferensi Internasional Perubahan Iklim (United Nation Climate Change Conference) di Bali pada 3-14 Desember 2007. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Perlindungan Lingkungan Hidup Deplu Salman al-Farizi dalam media briefing, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at(23/11).
"Mengenai informasi apakah jadi hadir atau tidak sejauh ini kami tidak memperoleh informasi itu. So far memang usaha-usaha untuk mengatur kehadiriannya sudah berlangsung, dan ini tentunya sudah diatur oleh instansi yang bersangkutan, nah mengenai apakah hadir atau tidaknya, terserah pada pihak mereka untuk memutuskan sendiri, "ujarnya.
Menurutnya, seperti diketahui konferensi bersama ini diselenggarakan oleh PBB, sehingga setiap anggota PBB berhak diberikan kesempatan untuk bisa hadir dalam pertemuan di Bali.
"Pemerintah Indonesia hanya sekedar ketempatan, jadi tidak ada ketentuan bagi kita untuk melarang satu delegasi pun untuk hadir di Bali, "ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel menyatakan, tidak akan mengirimkan delegasi resminya ke Bali, mengingat butuh biaya yang tinggi untuk pengamananya. Akan tetapi, enam kelompok aktivis lingkungan hidup Israel akan tetap datang sebagai delegasi tidak resmi.
Namun, keputusan yang telah dikeluarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup itu mendapat kecaman dalam negeri, anggota parlemen menganggapnya tidak serius dalam menangani dampak lingkungan.
Lebih lanjut Salman mengatakan, saat ini hampir seluruh negera yang berjumlah 191 negara sudah mendaftarkan delegasinya, tetapi levelnya berbeda-beda. Karena, dalam UNCC ini akan ada pertemuan tingkat menteri pada tiga hari menjelang penutupan.
Namun, tambahnya, ada juga beberapa kepala pemerintah negerar-negara yang konsen terhadap perubahan iklim berniat untuk hadir, sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap isu perubahan iklim dinegara masing-masing.(novel)